MATA INDONESIA, JAKARTA – Studi terbaru menemukan bahwa pasien Covid-19 dengan gaya hidup sedentary ternyata memiliki risiko kematian yang lebih tinggi. Secara garis besar, orang yang tidak aktif setidaknya dua tahun sebelum pandemi lebih rentan untuk menjalani perawatan intensif akibat Covid-19.
Menurut AFP, tidak aktif secara fisik menjadi salah satu penyebab risiko kematian tertinggi Covid-19, setelah usia lanjut dan riwayat transpalantasi organ.
“Memang dibandingkan dengan faktor risiko lain yang dapat dimodifikasi seperti merokok, obesitas atau hipertensi, tidak aktif secara fisik adalah faktor risiko terkuat di antara yang lainnya,” kata peneliti di dalam studi yang dipublikasikan British Journal of Sports Medicine.
Selain kurang bergerak dan berolahraga, faktor lain seperti usia lanjut, diabetes, obesitas dan penyakit kardiovaskular dinilai menjadi faktor risiko yang juga memperparah Covid-19. Sebelumnya, peneliti memantau 48.440 pasien Covid-19 usia dewasa di Amerika Serikat. Mereka terinfeksi pada Januari hingga Oktober 2020.
Sekitar 50 persen di antaranya tidak memiliki komorbid seperti diabetes, penyakit jantung, dan lain-lain. Sementara 20 persen di antaranya memiliki satu komorbid dan 30 persen lainnya memiliki dua atau lebih komorbid.
Dari penelitian tersebut, didapatkan 15 persen tidak aktif secara fisik dengan durasi 0-10 menit aktivitas fisik per minggu. 80 persen melaporkan aktivitas fisik tingkat sedang dengan durasi 11-149 menit per minggu. Sementara tujuh persen di antaranya ditemukan aktif sesuai dengan pedoman kesehatan, dengan durasi 150 menit per minggu.
Aktivitas fisik rendah atau bahkan dua kali lebih dinilai harus menjalani perawatan fisik di rumah sakit dibandingkan orang yang lebih aktif. 73 persen orang yang kurang beraktivitas fisik, lebih membutuhkan perawatan intensif dan 2,5 kali berpotensi meninggal dunia.
Meski demikian, penelitian ini hanya bersifat observasional, artinya penelitian ini tidak dapat dijadikan patokan atau standar terkait kurangnya beraktivitas yang menyebabkan penyakit Covid-19 semakin parah.