MATA INDONESIA, JAKARTA – Covid Toe atau Jari Covid adalah suatu peradangan yang terjadi pada jari tangan dan jari kaki para penderita Covid-19. Covid Toe muncul sebagai efek samping karena tubuh sedang berupaya melawan virus dan dapat terjadi pada semua umur. Namun biasanya sering terjadi pada anak-anak dan remaja.
Gejala ini tidak menyakitkan bagi sebagian orang. Namun mereka akan merasakan gatal dan sakit yang teramat sangat. Dengan pembengkakan dan pelepuhan. Salah satu penderita Covid Toe asal Skotlandia, Sofia (13), mengatakan bahwa ia merasakan perubahan warna kulit menjadi kemerahan atau bahkan keunguan yang terjadi pada jari kaki. Terkadang juga muncul pada jari tangannya.
Shofia tidak mampu berjalan, memakai sepatu, dan harus menggunakan kursi roda ketika hendak bepergian jauh. Covid Toe yang ia rasakan membuatnya merasa sulit dalam beraktivitas.
Beberapa orang lainnya yang mengalami Covid Toe mengatakan bahwa mereka memiliki area kulit yang kasar dengan benjolan yang terasa sakit, dan terkadang mengeluarkan nanah. Gejala semacam ini dapat terjadi selama berminggu-minggu bahkan ada yang berbulan-bulan, tergantung dari kondisi masing-masing.
Sebagian orang dengan Covid Toe ini sebenarnya adalah orang tanpa gejala (OTG), atau tidak merasakan gejala umum Covid-19, seperti demam, sesak, batuk, flu, bahkan kehilangan indera perasa dan penciuman.
Menurut penelitian pengujian kulit dan darah, kemunculan Covid Toe ini timbul karena terdapat dua bagian dari sistem kekebalan tubuh yang bekerja bersamaan. Yaitu protein antiviral tipe 1 interferon dan satu lainnya adalah tipe antibodi yang salah menyerang sel dan jaringan tubuh sendiri. Selain tentunya menyerang virus. Keduanya terlibat langsung dalam mekanisme melawan virus Covid-19 di dalam tubuh. Selain itu juga terdapat sel-sel tubuh yang berada di pembuluh darah kecil yang turut terlibat dalam mekanisme melawan virus.
Covid Toe sebenarnya sangat mirip dengan lesi peradangan biasa yang dapat menghilang dengan sendirinya. Namun dalam beberapa kasus yang memiliki kondisi lebih parah, memang membutuhkan perawatan lanjutan dengan obat-obatan.
Para ilmuwan melakukan penelitian terhadap Covid Toe dan lesi peradangan biasa. Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu para dokter dan pasien pengidap dalam membedakan serta memahami kondisi tersebut.
Konsultan Dermatologi dan juru bicara British Skin Foundation, Dr Veronique Bataille, mengatakan di masa awal pandemi, peradangan ini memang sering terlihat, namun belakangan ini semakin berkurang setelah vaksinasi digencarkan. Ia menambahkan, orang yang bukan pengidap dan para pengidap infeksi akut Covid-19 dapat saja mengalami permasalahan kulit. Sehingga hubungan permasalahan kulit dengan Covid-19 seringkali tak terdeteksi.
Reporter: Intan Nadhira Safitri