Shin Tae-yong Panggil 33 Pemain Timnas untuk Kualifikasi Piala AFC U-23

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pelatih Shin Tae-yong memanggil 33 pemain untuk persiapan tampil di Kualifikasi Piala AFC U-23, 27 Oktober hingga 2 November 2021.

Indonesia berada di grup G bersama Australia, China dan Brunei Darussalam. Namun, pada awal September lalu, Brunei Darussalam mengundurkan diri, Jadi grup G tinggal menyisakan Australia dan China.

“Setelah mengikuti play-off kualifikasi Piala Asia 2023, pelatih Shin Tae-yong akan lanjut memimpin timnas U-23 untuk ajang kualifikasi Piala AFC U-23 2022 di Tajikistan. Para pemain langsung menjalani pemusatan latihan di Tajikistan mulai pekan depan,” katanya, di laman resmi PSSI.

Iriawan berpesan agar Pemain timnas Indonesia yang mengikuti pemusatan latihan dan bertanding di ajang tersebut diharapkan menunjukkan performa terbaik. Apalagi ajang ini sangat penting bagi Indonesia demi asa lolos ke Piala AFC U-23 2022 yang rencananya akan digelar di Uzbekistan.

“Kami berharap dengan persiapan yang baik, timnas Indonesia dapat lolos ke ajang Piala AFC U-23 2022. PSSI terus mendukung program pelatih pelatih Shin Tae-yong demi raihan prestasi timnas Indonesia,” ujarnya.

Rencananya rombongan timnas U-23 akan berangkat ke Tajikistan dengan dua rombongan. Untuk rombongan pertama dari Thailand beserta ofisial dan rombongan kedua dari Jakarta. Para pemain dan ofisial sama-sama bertolak ke Tajiskitan pada 12 Oktober mendatang.

33 Pemain Indonesia untuk persiapan Kualifikasi AFC U-23 2022

  1. Feby Eka Putra, Arema FC
  2. Komang Tri Wiguna, Bali United
  3. Komang Teguh, Borneo FC
  4. Rabbani Tasnim Siddiq, Borneo FC
  5. Amiruddin Bagus Kahfi, FC Utrecht
  6. Natanael Siringo Ringo, Kelantan FA
  7. Ronaldo Joybera Junior, Madura United
  8. Marselino Ferdinan, Persebaya
  9. Muchamad Aqil Savik, Persib
  10. Bayu Mohamad Fiqri, Persib
  11. Beckham Putra Nugraha, Persib
  12. Braif Fatari, Persija
  13. Irsan Rahman Lestaluhu, Persipura
  14. Subhan Fajri, Persiraja
  15. Mohammad Kanu Helmiawan, Persis
  16. Alfeandra Dewangga, PSIS
  17. Eka Febri Yogi, PSIS
  18. Genta Alparedo, Semen Padang
  19. Asnawi Mangkualam Bahar, Ansan Grenners
  20. Muhamad Riyandi, Barito Putera
  21. Muhamad Firli, Barito Putera
  22. Witan Sulaeman, Lechia Gdansk
  23. Egy Maulana Vikri, FK Senica
  24. Syahrian Abimanyu, Johor Darul Takzim
  25. Ernando Ari Sutaryadi, Persebaya
  26. Rizky Ridho Ramadhani, Persebaya
  27. Rachmat Irianto, Persebaya
  28. Taufik Hidayat, Persija
  29. Ramai Melvin Rumakiek, Persipura
  30. Gunansar Papua Mandowen, Persipura
  31. Hanis Saghara Putra, Tira Persikabo
  32. Pratama Arhan Alif, PSIS
  33. Saddil Ramdani, Sabah FC

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Waspada Hoaks OPM, TNI : Rumah Bupati Puncak yang Dibakar Bukan PosMiliter

Oleh: Loa Murib Kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali menunjukkan pola lama merekadalam menutupi aksi brutal yang dilakukan terhadap masyarakat sipil. Dalam upayamembenarkan tindak kekerasan, OPM menyebarkan disinformasi bahwa rumah milik BupatiPuncak dan kantor Distrik Omukia yang mereka bakar di Papua Tengah merupakan pos militeryang digunakan oleh TNI. Tuduhan tersebut segera dibantah secara resmi oleh pihak militer danterbukti tidak memiliki dasar fakta. TNI melalui Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel Infanteri CandraKurniawan, memberikan klarifikasi bahwa bangunan yang dibakar oleh OPM tidak difungsikansebagai markas militer. Tindakan pembakaran itu murni merupakan aksi kriminal yang disengajauntuk menciptakan ketakutan, mengganggu ketertiban umum, dan mencoreng wibawa negara di mata masyarakat Papua. Bantahan ini menjadi penegasan bahwa OPM kembali menggunakanstrategi disinformasi untuk mengaburkan realitas dan membangun opini publik yang menyesatkan. Disinformasi semacam ini memperjelas bahwa OPM tidak hanya mengandalkan kekerasanbersenjata, tetapi juga propaganda informasi sebagai instrumen perlawanan mereka. Merekamenciptakan narasi seolah-olah aparat keamanan adalah pihak yang menyebabkan keresahan, padahal masyarakat sipil justru menjadi korban utama dari aksi teror yang dilakukan olehkelompok tersebut. Manipulasi informasi yang dilakukan OPM jelas bertujuan untuk merusakkepercayaan publik terhadap negara dan aparat keamanan. Kejadian yang menimpa Kabupaten Yahukimo menjadi contoh konkret betapa kejamnya aksiOPM. Dalam serangan yang dilakukan belum lama ini, seorang pegawai honorer PemerintahKabupaten Yahukimo tewas akibat kekerasan yang mereka lakukan. Insiden ini menunjukkanbahwa OPM telah melampaui batas kemanusiaan dan menjadikan nyawa warga sipil sebagai alattawar dalam narasi perjuangan mereka yang keliru. Merespons insiden tersebut, aparat gabungan dari Satgas Operasi Damai Cartenz bergerak cepatbegitu mendapat laporan dari jajaran Polres Yahukimo. Tim langsung turun ke lokasi kejadian, melakukan evakuasi korban ke RSUD Dekai, mengamankan tempat kejadian perkara, sertamengumpulkan bukti-bukti untuk mengungkap pelaku. Kecepatan ini menunjukkan bahwanegara tidak tinggal diam dalam menjamin perlindungan bagi rakyat, dan siap menghadapisegala bentuk teror yang mengancam stabilitas wilayah. Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz, Brigjen Pol Faizal Ramadhani, menegaskan bahwaseluruh aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok separatis akan ditindak secara tegas sesuaihukum. Penegakan hukum ini bukan hanya penting untuk memberikan keadilan bagi para korban, tetapi juga menjadi pernyataan tegas bahwa kekuatan bersenjata tidak akan dibiarkanmerusak keutuhan dan kedamaian di Papua. Kekejaman OPM, yang ditunjukkan melalui aksi pembakaran, pembunuhan, serta provokasiberulang, memperlihatkan bahwa kelompok ini bukanlah representasi perjuangan rakyat Papua. Sebaliknya, mereka adalah ancaman nyata yang menghalangi pembangunan dan menimbulkanketakutan di tengah masyarakat. Klaim mereka sebagai pembebas Papua tidak sejalan dengankenyataan bahwa mereka justru memperparah penderitaan rakyat melalui aksi-aksi brutal yang dilakukan. Kasatgas Humas Damai Cartenz, Kombes Pol Yusuf Sutejo, mengimbau masyarakat untuk tidakterprovokasi oleh informasi yang belum terverifikasi. Ia menegaskan bahwa perlindunganterhadap masyarakat sipil menjadi prioritas utama. Dalam situasi seperti ini, partisipasi aktif dariwarga untuk melaporkan aktivitas mencurigakan di lingkungannya menjadi elemen pentingdalam menjaga keamanan. Negara juga terus menunjukkan komitmennya untuk hadir tidak hanya melalui pendekatankeamanan, tetapi juga melalui pembangunan yang merata dan berkelanjutan. Berbagai program pembangunan infrastruktur, kesehatan, pendidikan, serta pemberdayaan ekonomi telahdigulirkan sebagai bentuk nyata perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan rakyat Papua. Kehadiran negara di Papua bukanlah dalam bentuk represi, tetapi dalam wujud pelayanan danpemberdayaan. Narasi OPM yang menyebut Papua berada dalam penjajahan adalah bentuk manipulasi sejarah. Papua merupakan bagian sah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan hal itu telahditegaskan melalui proses hukum dan politik yang diakui secara nasional maupun internasional. Setiap upaya untuk memisahkan diri dari Indonesia, apalagi melalui kekerasan bersenjata danpropaganda menyesatkan, merupakan pelanggaran terhadap konstitusi yang harus ditindak tegas. Kesadaran masyarakat Papua akan pentingnya perdamaian kini semakin menguat. Kolaborasiantara tokoh adat, tokoh agama, dan masyarakat sipil dalam menjaga ketertiban dan menolakaksi kekerasan menjadi sinyal kuat bahwa Papua ingin maju bersama dalam bingkai NKRI. Kekuatan kolektif masyarakat ini menjadi benteng terdepan dalam menangkal pengaruh burukdari kelompok separatis. Mengecam tindakan keji OPM dan membongkar propaganda mereka bukan semata-matatanggung jawab aparat keamanan. Ini adalah kewajiban moral seluruh rakyat Indonesia dalammenjaga keutuhan bangsa dan memperjuangkan masa depan Papua yang aman dan sejahtera. Sudah terlalu banyak korban yang jatuh akibat disinformasi dan kekerasan yang dibungkusdengan dalih perjuangan. Penegakan hukum, pendekatan informasi yang jernih, serta pembangunan yang inklusif harusterus diperkuat untuk mengikis pengaruh kelompok separatis. Dengan semangat kebersamaandan kehadiran negara yang nyata,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini