Penonton Kecewa Konser Westlife di Prambanan, Promotor Janji Refund Tiket

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Penonton dibuat kecewa dengan konser Westlife di Candi Prambanan, Yogyakarta. Pihak promotor berjanji akan mengembalikan uang tiket atau refund.

Konser yang digelar pada Minggu 2 Oktober 2022 malam itu jauh dari ekspektasi. Di tengah hujan turun, personel Westlife bernyanyi dalam kondisi gelap. Hujan deras yang mengguyur membuat lighting dan tata panggung mati. Begitu pula dengan layar besar di kiri, tengah, dan kanan panggung.

Konser hanya mendapatkan penerangan dari sisi depan. Empat personil band asal Irlandia itu akhirnya tak bisa menampilkan laser dan tata cahaya yang melengkapi penampilan mereka.

Shane, mewakili teman-temannya, meminta maaf kepada ribuan penonton karena tak bisa tampil maksimal dalam konser kali ini.

“Layar besarnya tidak bekerja, lampunya tidak bisa maksimal. Kami cinta Indonesia dan kami tak ingin pulang,” uajr Shane.

Penonton yang sudah membayar mahal untuk tiket Westlife meluapkan kekecewaannya di Instagram promotor Rajawali Indonesia. Founder Rajawali Indonesia, Anas Syahrul Alimi meminta maaf atas insiden tersebut dan berjanji akan merefund tiket.

“Sejumlah teknis panggung harus disesuaikan, karena hujan lebat yang mengguyur dari sore hingga malam hari. LED, lighting tidak difungsikan,” ujarnya.

“Ada kekhawatiran, jadi tetap safety first. Pihak Westlife juga safety first. Jadi yang paling aman setelah hujan cuma sound system,” katanya.

Rajawali Indonesia berjanji akan merefund tiket 100 perseb bagu semua penonton di Candi Prambanan. Hal itu terungkap dalam postingan Rajawali Indonesia di Instagram.

“Dengan ini kami juga akan menyediakan proses refund tiket 100 persen, untuk seluruh pembeli tiket konser Westlife di Candi Prambanan Yogyakarta. Detil mekanisme refund, akan kami infokan di sosial media resmi Rajawali Indonesia,” tulis Rajawali Indonesia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini