Penelitian: 70 Persen Orang Gak Mau WFO, Kenapa Ya?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sejak pandemi melanda banyak kegiatan-kegiatan ditiadakan dan para kerja jadi harus bekerja dari rumah (WFH). Namun sebagian orang udah pewe kerja WFH dan gak mau WFO nih gaes.

Berdasarkan kutipan dari BBC, penelitian survei membuktikan bahwa 70 persen dari 1.684 pekerja gak mau WFO lagi. Mayoritas pekerja mengatakan mereka lebih menyukai bekerja dari rumah, baik kerja full-time atau part-time.

Bahkan beberapa manajer dan masyarakat lainnya menyetujui dengan dampak kerugian dari segi produktivitas dan ekonomi gak akan memengaruhi jika melanjutkan kebijakan kerja dari rumah ini. Dari tiga perempat orang percaya, atasan mereka akan mengizinkan mereka untuk terus bekerja dari rumah untuk beberapa waktu.

Menurut angka resmi terbaru, proporsi pekerja yang melakukan WFH dari tahun 2020 meningkat menjadi 37 persen dari 27 persen. Peneliti juga menambahkan, anak-anak umur 25 tahun ke bawah pasti akan terpukul dengan kehilangan pekerjaan.

Namun tetap saja setengah dari pekerja berdasarkan survei berpendapat bahwa wanita karir akan meningkat dengan kebijakan WFH. Sebab mereka bisa menyambi kegiatan lain dalam waktu bersamaan.

Nah kalian lebih seneng kerja dari kantor atau dari rumah nih? 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini