MATA INDONESIA, JAKARTA – Selain narkoba, penyalahgunaan seks pun dapat menghancurkan masa depan remaja masa kini. Minimnya pengetahuan tentang pendidikan seksual dan ketidakpedulian orang terdekat, menjadi salah satu penyebab banyaknya remaja yang terjerumus dalam penyalahgunaan seks.
Berbicara terkait pendidikan seksual, mungkin hanya akan terkesan jorok, porno, dan menjijikan, padahal pendidikan seksual adalah sebuah edukasi yang dapat membuat anak terhindar dari jeratan penyalahgunaan seks. Memberikan panduan pendidikan seksual pada anak sangatlah penting.
Untukmu yang masih bingung, berikut ini pola panduan pendidikan seksual bagi remaja:
1. Memulai dengan Bersikap Jujur dan Terbuka
Ketika seorang anak sudah beranjak remaja, rasa ingin tahu terkait suatu hal menjadi lebih besar. Ia cenderung akan dengan aktif mencari jawaban dari ketidaktahuannya tersebut. Saat sedang memberikan pendidikan seksual bagi anak yang sudah memasuki usia remaja, sebagai orang tua sudah seharusnya untuk bersikap jujur dan terbuka ketika menyampaikan informasi atau jawaban tersebut.
Dengan memberikan informasi yang jujur dan tidak asal-asalan, sama saja dengan mengajari anak untuk bersikap jujur dan terbuka juga kepada orang tuanya. Memberikan fakta bohong kepada anak bukanlah hal yang baik, dan berdampak menyesatkan anak untuk kedepannya.
2. Mengenalkan Secara Bertahap
Memberikan informasi terkait pendidikan seksualitas kepada anak tidak bisa secara sekaligus. Pendidikan seksual harus diajarkan secara bertahap seiring perkembangan dirinya. Untuk remaja, pendidikan seksualitas akan lebih baik jika ditekankan pada perbedaan seksual yang dialami oleh laki-laki dan perempuan, perbedaan percepatan perkembangan dan pertumbuhan satu dengan lainnya, bagaimana mencapai kematangan seksual, pemilihan perilaku seksual, dan sebagainya.
Penjelasan terkait hal tersebut penting diajarkan pada usia remaja, agar ia lebih mengenal dirinya sendiri dan mengenal perbedaan dengan lawan jenisnya. Jika anak mulai menyinggung, tidak ada salahnya jika saat remaja sudah diberikan informasi tentang keberagaman seksual, perilaku seks yang menyimpang, dan kekerasan seksual. Hal ini dapat bermanfaat agar anak yang sedang tumbuh kembang menjadi dewasa tersebut lebih menyadari pentingnya perlindungan bagi dirinya sendiri.
3. Lakukan Diskusi Tertutup dengan Gender yang Sama
Mengajarkan pendidikan seksual pada usia remaja ada baiknya dilakukan dengan diskusi tertutup antar gender yang sama. Pasalnya, anak usia remaja telah memiliki rasa malu atau risih terhadap lawan jenis. Sehingga, untuk memancing anak agar lebih bersikap terbuka tentang perasaannya, bisa dilakukan dengan cara pendekatan sesuai gender.
Seorang Ibu dapat membuat obrolan santai dengan anak gadisnya terkait relasi laki-laki dan perempuan, aspek percintaan dengan lawan jenis, kesepatakan yang dilakukan saat berpacaran, kebijakan keluarga tentang hubungan seksual sebelum nikah, penyimpangan seksual, penyakit menular seksual, pornografi, dan sebagainya.
Sedangkan seorang Ayah dengan anak laki-lakinya bisa membicarakan terkait bagaimana menjalin hubungan yang baik dengan lawan jenisnya, menjaga sopan santun dan hormat terhadap perempuan, dan lain sebagainya yang dapat membuat anak laki-laki menjadi pribadi yang baik, sopan, dan hormat pada perempuan.
4. Hindari Kemarahan saat Menjelaskan
Sebelum mendapatkan jawaban yang dirasa puas, seorang anak remaja akan terus mempertanyakan hal sama berulang-ulang. Saat sedang seperti ini sudah seharusnya sebagai orang tua untuk lebih bersabar memberikan pengajaran.
Hindarilah kemarahan saat sedang menjelaskan informasi terkait pendidikan seksual kepada anak. Berikan informasi terbaik dengan gaya santai, seolah-olah ini bukanlah topik yang berat untuk dibahas. Dengan begitu, informasi dapat lebih terserap oleh anak dan anak menjadi nyaman untuk mendiskusikannya.
5. Tidak Lupa Kenalkan Perasaan Saling Mencintai
Jangan lupa untuk mengajarkan anak remaja soal perasaan saling mencintai. Berikanlah pengetahuan jika hubungan seks yang sehat adalah hubungan yang didasari dari perasaan saling mencintai, bukan sekedar pelampiasan hasrat seksual saja.
Berikan edukasi juga, jika melakukan hubungan seksual sebelum nikah adalah perilaku yang kurang baik. Adapun jika banyak temannya yang telah melakukan, berikan pengertian pada anak jika hal tersebut tidak patut untuk dilakukan karena dapat berdampak buruk di masa mendatang.
Usia remaja memang usia yang cukup rentan terhadap penyalahgunaan seks, maka dari itu berikanlah pendidikan seksualitas yang terbaik. Pendidikan seksual yang benar, utuh, dan terpercaya dari orang tua ini dapat mempengaruhi bagaimana tumbuh kembang anak di masa depan.
Reporter: Rini Apriliani