Menohok Banget! Begini Jawaban Nagita Slavina saat Disinggung Hobi Belanja oleh Raffi Ahmad

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pasangan selebritis Raffi Ahmad dan Nagita Slavina kembali jadi perbincangan warganet. Pasalnya, heboh sebuah jawaban Nagita saat disinggung sang suami soal hobinya berbelanja.

Hal itu diungkap oleh akun Instagram @mak_inpoh yang memperlihatkan cuplikan Gigi, akrab ia disapa, tengah membalas sindiran Raffi. Dalam video milik channel Rans Entertainment itu, Raffi mengatakan pada Gigi bahwa belanja harus pakai otak.

Nagita Slavina beri jawaban menohok saat disindir Raffi Ahmad soal belanja (insatgram/mak_inpoh)

“Makanya lu kalo belanja kira-kira pake otak bukan pake dompat,” kata Raffi.

“Emang kenapa kalo gue belanja emang gue minta sama lo,” jawab Nagita.

Sontak, jawaban menohok Gigi pun menjadi buah bibir warganet. Mereka merasa jawaban Gigi sangat merepresentasikan wanita yang bisa hidup dan mencari penghasilan sendiri.

Meski begitu, video tersebut merupakan unggahan lama dari Rans Entertainment pada September 2019 lalu. Usut punya usut, jawaban Raffi dan Gigi tersebut merupakan sindiran untuk netizen yang sering mengomentari gaya hidup mereka.

Nagita Slavina memang terkenal sebagai sosok yang gemar mengoleksi barang mewah. Beberapa kali netizen dibikin melongo dengan harga-harga barang Gigi mulai dari case HP, botol minum, hingga bandonya.

Gigi merupakan anak sulung dari aktris senior sekaligus pemilik rumah produksi, Rieta Amalia. Sebelum menikah dengan Raffi Ahmad, Gigi sudah aktif di dunia hiburan lewat sejumlah film dan FTV seperti Dealove, Di sini Ada Setan dan masih banyak lagi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

PKL Teras Malioboro 2: Suara Ketidakadilan di Tengah Penataan Kawasan

Mata Indonesia, Yogyakarta – Sejak relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) dari Malioboro ke Teras Malioboro 2, berbagai persoalan serius mencuat ke permukaan. Kebijakan relokasi yang bertujuan memperindah Malioboro sebagai warisan budaya UNESCO justru meninggalkan jejak keresahan di kalangan pedagang. Lokasi baru yang dinilai kurang layak, fasilitas yang bermasalah, dan pendapatan yang merosot tajam menjadi potret suram perjuangan PKL di tengah upaya mempertahankan hidup.
- Advertisement -

Baca berita yang ini