Memberi Parfum saat Valentine Bikin Putus dengan Pacar, Mitos atau Fakta?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Hari Valentine sudah di depan mata. Momen penuh kasih sayang itu tentu sudah dinantikan, apalagi buat kamu yang sudah memiliki pasangan.

Biasanya, di hari Valentine, para sepasang kekasih akan berlomba-lomba memberikan hadiah tanda cinta kasih mereka. Mulai dari coklat, bunga hingga kartu ucapan super romantis.

Namun, pernahkah terbesit di pikiranmu untuk memberikan parfum pada pasangan? Baiknya dipikirkan lagi deh. Pasalnya, banyak masyarakat percaya memberi parfum di hari Valentine, bisa menyebabkan hubunganmu kandas di tengah jalan lho!

Jadi, mitos atau fakta ya? Hal tersebut hanyalah mitos belaka gaes. Kebanyakan pasangan kekasih menghindari untuk memberikan parfum sebagai hadiah Valentine.

Entah dari mana asalnya, parfum dikatakan dapat menyebabkan putusnya hubungan asmara, apalagi saat dihadiahkan di hari Valentine. Mitos ini bermula berdasarkan aroma wangi parfum yang bisa dengan mudah luntur atau hilang.

Beberapa orang percaya cinta juga akan hilang seperti wangi parfum ketika kita menghadiahinya untuk pasangan. Padahal, faktanya aroma parfum yang elegan dan menggoda bisa bikin hubungan kamu dan si dia makin nempel lho!

Jadi gimana, kamu percaya dengan mitos tersebut? Karena hanya mitos belaka, kamu tetap bisa kok menjadikan parfum sebagai salah satu ide untuk memberikan hadiah pada pasangan.

Cobalah cari tahu aroma seperti apa yang dia suka. Semoga, apa pun hadiah yang kamu pilih bisa bikin hubunganmu dan dia makin lengket ya!

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini