MINEWS, JAKARTA – Vape atau rokok elektronik tengah menjadi tren dan dianggap bisa merokok dengan cara yang aman. Kendati demikian, para peneliti Amerika Serikat mengatakan bukan ide yang baik untuk menggunakan rokok elektronik saat ini.
Melansir livescince.com pada 1 September 2019, disebutkan bahwa terjadi lonjakan penyakit paru-paru misterius terkait dengan vaping.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menasihati siapa pun untuk menahan diri untuk menggunakan produk-produk rokok elektronik sementara pihaknya menyelidiki masalah tersebut. Sejauh ini, para pejabat kesehatan telah mengidentifikasi 215 kemungkinan kasus penyakit paru-paru yang terkait dengan vaping di 25 negara bagian, tetapi penyebabnya masih belum diketahui.
Pejabat di Wisconsin mengeluarkan peringatan tegas terhadap rokok elektronik. Ia juga mendesak warga untuk segera berhenti menggunakan alat vape dan atau rokok eletronik.
Menurut pernyataan baru-baru ini dari Departemen Kesehatan Kota Milwauke, sejauh ini ada 16 orang di kota itu telah dirawat di rumah sakit dengan penyakit paru-paru yang parah terkait dengan vaping.
Berdasarkan investigasi sementara, vape tidak boleh digunakan oleh remaja, dewasa muda, wanita hamil atau dewasa yang saat ini tidak menggunakan produk tembakau. Selain itu, orang-orang yang memutuskan untuk menggunakan vape diimbau untuk memonitor diri mereka sendiri. Misalnya dari gejala-gejala seperti batuk, sesak napas dan nyeri dada, dan segera mencari perhatian medis jika mereka khawatir dengan kesehatan mereka.
Pejabat pemerintah sedang menyelidiki merek dan jenis produk mana yang mungkin terlibat dalam kasus-kasus ini. Banyak pasien melaporkan vaping produk THC sebelum mereka sakit. Namun, masih belum jelas apakah semua kasus memiliki penyebab yang sama atau jika mereka adalah penyakit yang berbeda dengan gejala yang sama.