Lelah harus Kerja, Urus Anak dan Masak Selama WFH? Ini Tips Lepas Stres Buat Para Bunda

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Tingkat stres dan emosi sebagian orang saat ini sudah mulai meningkat karena tak bisa beraktivitas selain di dalam rumah selama pandemi virus corona. Wujudnya bisa beragam, mulai dari marah, kesal, takut, bingung hingga paranoid.

Lalu bagaimana melepaskan emosi negatif ini? Certified Energy Psyhology Practitioner sekaligus Founder Remedi Indonesia, Ferry Fibriandani menyarankan sejumlah tahapan yang bisa dilakukan yakni hening dengan menyelaraskan napas.

“Hening memberikan peluang untuk membenahi lensa pola pikir kita. Kita memiliki waktu untuk eksplorasi dan memperluas pandangan kita. Hening untuk melihat ke dalam dan keluar serta membantu kita untuk hadir utuh, di sini, saat ini,” kata dia dalam diskusi bersama awak media via daring. Demikian dikutip dari Antara, Jumat 17 April 2020.

Lalu, amati peristiwa tidak menyenangkan dan emosi yang menyertai peristiwa itu. Kemudian, lepaskan emosi tidak nyaman dan identifikasi peristiwa serta rasa tidak nyaman yang menyertai.

Hadirkan skala emosi 1-10 (1 sangat nyaman, 10 sangat tidak nyaman), kemudian amati. Tanyakan tiga pertanyaan pada diri antara lain: Bisakah Anda melepaskannya? Maukah Anda melepaskannya dan Kapan Anda ingin melepaskannya?.

Anda perlu mendengarkan pertanyaan, menjawab jujur pertanyaan tersebut dan dengan pengaturan napas dan mencoba untuk melepaskan semua emosi tidak nyaman tersebut.

“Sebaiknya lakukan berulang kali hingga skala emosi menjadi semakin nyaman. Jangan lupa olah cinta (emosi dan respons positif) dan berikan afirmasi positif serta hikmah yang bisa kita lihat dari situasi itu,” katanya.

Ferry mengatakan, tingkat stres paling mungkin dialami seorang ibu. Bagaimana tidak, selain membawa pekerja kantor, ditambah harus mengurus anak, menjadi guru les, menyiapkan snacking yang tiada henti, terkadang membuat para ibu merasa overproductive dan overwhelm.

Oleh karena itu, sangat disarankan bagi para ibu meluangkan waktu untuk diri sendiri. “Saran saya, tetap luangkan waktu untuk me time. Di kami, hening menjadi sebuah kekuatan yang penting,” kata dia.

Saat seseorang berhenti sejenak dari aktivitasnya, akan lebih mudah meletakkan beban di pundak.

Selain itu, coba menerapkan rutinitas atau kebiasaan baru untuk memberikan struktur waktu bagi semua pihak yang tinggal di rumah. Misalnya mengatur jam istirahat dan tidur anak-anak, menetapkan ruangan dan area kerja yang bisa tetap membantu anak.

Usahakan mengoptimalkan penggunaan teknologi serta membatasi penggunaannya sesuai dengan rutinitas yang ditetapkan. Tidak kalah penting, terbuka kepada team atau atasan jika ada kendala.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini