Kisah Kedekatan Jenderal M Jusuf dengan Para Prajurit TNI

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Namanya Andi Muhammad Jusuf Amir, namun lebih dikenal dengan M. Jusuf. Sosok asal Makassar ini diketahui pernah menjabat sebagai panglima TNI di masa pemerintahan Soeharto.

Sosok yang sederhana di masa hidupnya ini, juga diketahui dekat dengan para prajuritnya. Tak jarang, ia kerap melakukan dialog ringan dengan prajuritnya untuk menanyakan kabar mereka dan kondisi keluarga masing-masing. Sehingga tak heran kalau kebaikannya masih dikenang hingga kini.

1. Soal Perut Gendut

1. Perutmu jangan gendut begitu. Kempiskan perutmu dan kau musti banyak jalan pagi. Perut gendut begini susah kalau latihan merayap.

2. Soal Makan

“Hey prajurit, kamu sudah sarapan?” kata Panglima ABRI Jenderal Jusuf.
“Siap Jenderal, sudah.”
“Sarapan di mana?”
“Siap Jenderal. Sarapan di rumah.”
“Apa lauknya?”
“Siap Jenderal, pakai kerupuk dan kecap.”
“Kerupuk dan kecap? Uang gajimu masih ada?”
“Siap Jenderal, sudah diserahkan semuanya ke istri.”
“Kamu tidak pegang uang?”
“Siap Jenderal, sudah habis.”
“Ini masih setengah bulan lagi baru gajian, tetapi uang kau sudah habis. Bisa lihat dompetmu?”.
“Siap Jenderal, bisa.” Prajurit itu pun kemudian mengambil dompet dari saku kanan belakang celana lapangannya. Ia memperlihatkan isi dompetnya kepada Jenderal Jusuf.
“Jadi, hanya berisi foto istri, anak, KTP, dan kartu anggota ABRI saja, ya?”.
“Siap Jenderal, iya hanya foto dan kartu identitas saja.”

Jenderal Jusuf pun kemudian menjabat tangan dan menepuk pipi prajuritnya. Ia juga menyuruh ajudannya untuk mencatat nama sang prajurit dan kesatuannya.

3. Soal Pacaran

“Hei, kamu sudah menikah?”
“Siap Jenderal, belum.”
“Sudah punya pacar?”
“Siap Jenderal, sudah.”
“Kalau jalan-jalan dengan pacar, kau pegang apanya?”
“Siap Jenderal, pegang tangannya.”
“Kau ajak jalan-jalan ke mana pacarmu?”
“Siap Jenderal, ke bioskop.”
“Di bioskop, kau pegang apanya?”
“Siap Jenderal, dadanya.”

4. Soal cara mendidik bawahan

Jenderal Jusuf pun tertawa mendengar pengakuan jujur prajuritnya. Ia kemudian memanggil komandan batalyonnya.
“Hei danyon, jangan marahi dia. Kamu harus ajarkan anak buahmu tentang etika dan sopan santun masyarakat.”
“Siap Jenderal.”
“Kalau ada anak buahmu yang ingin menikah, dipermudah dan berikan pengarahan yang benar. Jangan sampai nanti melanggar susila. Kerja komandan bukan untuk memarahi anak buahnya, tetapi juga mendidik akhlaknya.”
“Siap Jenderal.”

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini