Home Gaya Hidup Kisah Kedekatan Jenderal M Jusuf dengan Para Prajurit TNI

Kisah Kedekatan Jenderal M Jusuf dengan Para Prajurit TNI

0
500
Kisah Kedekatan Jenderal M Jusuf dengan Para Prajurit TNI
Jenderal M Jusuf (istimewa)

MATA INDONESIA, JAKARTA – Namanya Andi Muhammad Jusuf Amir, namun lebih dikenal dengan M. Jusuf. Sosok asal Makassar ini diketahui pernah menjabat sebagai panglima TNI di masa pemerintahan Soeharto.

Sosok yang sederhana di masa hidupnya ini, juga diketahui dekat dengan para prajuritnya. Tak jarang, ia kerap melakukan dialog ringan dengan prajuritnya untuk menanyakan kabar mereka dan kondisi keluarga masing-masing. Sehingga tak heran kalau kebaikannya masih dikenang hingga kini.

1. Soal Perut Gendut

1. Perutmu jangan gendut begitu. Kempiskan perutmu dan kau musti banyak jalan pagi. Perut gendut begini susah kalau latihan merayap.

2. Soal Makan

“Hey prajurit, kamu sudah sarapan?” kata Panglima ABRI Jenderal Jusuf.
“Siap Jenderal, sudah.”
“Sarapan di mana?”
“Siap Jenderal. Sarapan di rumah.”
“Apa lauknya?”
“Siap Jenderal, pakai kerupuk dan kecap.”
“Kerupuk dan kecap? Uang gajimu masih ada?”
“Siap Jenderal, sudah diserahkan semuanya ke istri.”
“Kamu tidak pegang uang?”
“Siap Jenderal, sudah habis.”
“Ini masih setengah bulan lagi baru gajian, tetapi uang kau sudah habis. Bisa lihat dompetmu?”.
“Siap Jenderal, bisa.” Prajurit itu pun kemudian mengambil dompet dari saku kanan belakang celana lapangannya. Ia memperlihatkan isi dompetnya kepada Jenderal Jusuf.
“Jadi, hanya berisi foto istri, anak, KTP, dan kartu anggota ABRI saja, ya?”.
“Siap Jenderal, iya hanya foto dan kartu identitas saja.”

Jenderal Jusuf pun kemudian menjabat tangan dan menepuk pipi prajuritnya. Ia juga menyuruh ajudannya untuk mencatat nama sang prajurit dan kesatuannya.

3. Soal Pacaran

“Hei, kamu sudah menikah?”
“Siap Jenderal, belum.”
“Sudah punya pacar?”
“Siap Jenderal, sudah.”
“Kalau jalan-jalan dengan pacar, kau pegang apanya?”
“Siap Jenderal, pegang tangannya.”
“Kau ajak jalan-jalan ke mana pacarmu?”
“Siap Jenderal, ke bioskop.”
“Di bioskop, kau pegang apanya?”
“Siap Jenderal, dadanya.”

4. Soal cara mendidik bawahan

Jenderal Jusuf pun tertawa mendengar pengakuan jujur prajuritnya. Ia kemudian memanggil komandan batalyonnya.
“Hei danyon, jangan marahi dia. Kamu harus ajarkan anak buahmu tentang etika dan sopan santun masyarakat.”
“Siap Jenderal.”
“Kalau ada anak buahmu yang ingin menikah, dipermudah dan berikan pengarahan yang benar. Jangan sampai nanti melanggar susila. Kerja komandan bukan untuk memarahi anak buahnya, tetapi juga mendidik akhlaknya.”
“Siap Jenderal.”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here