MATA INDONESIA, DENPASAR – Kalau Anda berlibur di Bali, maka tak afdol jika tidak menyaksikan pertunjukan tari tradisional khas Bali ini. Ya, tarian Kecak adalah salah satu ikonic di Bali yang masih dilestarikan hingga saat ini.
Bahkan tahukah Anda jika tarian ini menjadi salah satu mata pelajaran di salah satu perguruan tinggi di Melbourne loh.
Tarian ini dipilih oleh Victorian College of the Arts (VCA) karena dapat diikuti oleh banyak orang. Salah satu buktinya adalah penampilan 50 mahasiswa jurusan akting dan teater di VCA di halaman depan salah satu gedung paling terkenal di Melbourne, yaitu gedung State Library, pada Kamis, 07 Februari 2020 lalu.
Tarian Kecak ini ditampilkan sepanjang durasi 10 menit yang sebelumnya telah dipersiapkan dalam waktu empat hari saja loh!
Seperti di ungkapkan Profesor I Wayan Dibia, pengajar di kampus tersebut. Ia menjadi dosen di kampus tersebut dan diterbangkan khusus dari Institut Seni Indonesia di Denpasar.
Wayan Dibia mengaku, walau mengalami sedikit tantangan, dirinya merasa bangga, karena para mahasiswa dapat menerima ilmu tarian itu dalam waktu yang relatif singkat.
”Yang menjadi tantangan yaitu membuat para mahasiswa mengerti dengan struktur musik dari tari Kecak karena pola dan cara melihat musik yang berbeda,” ujarnya, dikutip dari abcnews.
Ia juga menjelaskan jika mahasiswa mempunyai daya konsentrasi yang baik dan disiplin yang tinggi sehingga tarian Kecak dianggap tidak sulit ditirukan oleh mahasiswanya.
Tarian Kecak sudah masuk ke dalam kurikulum di VCA sejak tahun 2016. Menurut Profesor I Wayan, ada dua bagian tari kecak yang bisa dimainkan banyak orang.
Selain itu, tarian ini juga melatih tiga bagian seni pertunjukan sekaligus bagi para mahasiswa, yaitu teknik vokal, olah tubuh, menari, dan kemampuan drama.
Tari Kecak biasanya disebut Tari Cak atau tari api. Tarian ini merupakan tarian pertunjukkan hiburan masal yang menggambarkan seni peran dan tidak diiringi oleh alat musik atau gamelan. Namun, hanya diiringi oleh paduan suara sekelompok penari laki-laki berjumlah sekitar 70 orang yang berbaris melingkar memakai kain penutup kotak-kotak berbentuk papan catur. Tarian ini sangat sakral, terlihat dari penarinya yang terbakar api, namun kebal dan tidak terbakar.
Tari Kecak juga sering disebut Tari Sanghyang yang dipertunjukkan sewaktu-waktu untuk upacara keagamaan. Penari biasanya kemasukan roh dan bisa berkomunikasi dengan para dewa atau para leluhur yang telah disucikan. Penari tersebut dijadikan sebagai media untuk menyatakan sabda-Nya. Saat kerasukan, mereka juga akan melakukan tindakan yang di luar dugaan, seperti melakukan gerakan berbahaya atau mengeluarkan suara yang mereka tidak pernah keluarkan sebelumnya. (Mila Arinda)