MATA INDONESIA, JAKARTA – Deddy Corbuzier mengaku mengidap disleksia. Hal tersebut ia ungkap di dalam video pada akun Youtube Deddy Corbuzier, saat dia mendalami Islam dengan bimbingan gurunya, Gus Miftah.
Dalam video di kanal Youtubenya, Deddy mengaku mengidap disleksia saat masih kecil. Ia mengaku penyakitnya ini masih berpengaruh hingga kini, saat dia sudah menginjak usia 43 tahun. ”Ini jadi masalah ya, saya tuh usia 43 tahun dengan disleksia, itu belajar baca aja waktu kecil setengah mati,” ujar Deddy di hadapan Gus Miftah.
Dilansir dari halodoc.com, disleksia adalah suatu gangguan belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca, menulis, mengeja, atau berbicara dengan jelas. Gangguan belajar ini masuk ke dalam gangguan saraf pada bagian batang otak. Bagian otak inilah yang memproses bahasa.
Walaupun saat ini belum ada obat khusus, namun diagnosis sedari dini perlu dilakukan. Dengan dukungan perawatan yang tepat dapat membantu anak-anak pengidap penyakit ini dalam proses pembelajarannya.
Disleksia tidak hanya ada pada anak-anak saja, bahkan orang dewasa juga bisa mengalami gangguan ini. Namun gangguan ini tak berpengaruh pada tingkat kecerdasan seseorang.
Penyebab terkena gangguan disleksia diantaranya :
- Faktor genetik (memiliki anggota keluarga dengan penyakit gangguan belajar),
- Saat lahir bayi dalam keadaan prematur atau berat badan bayi rendah,
- Bayi yang lahir dari ibu pengguna obat-obatan, alkohol, perokok, atau pernah mengalami infeksi yang mempengaruhi perkembangan janin
- Pernah mengalami cedera yang parah atau trauma pada otak terutama pada bagian otak yang berperan dalam proses berpikir dan mengolah data
Gejala disleksia dapat berbeda-beda bagi tiap mengidapnya. Beberapa gejala yang dirasakan diantaranya :
- Perkembangannya lebih lambat dibandingkan anak-anak seusianya. Sejak anak belajar merangkak, berjalan, maupun berbicara. Anak dengan gangguan disleksia membutuhkan waktu yang lebih lama belajar merangkak, berjalan, dan berbicara dari anak-anak seusianya.
- Kesulitan dalam berbicara sendiri membuat pengidap kesulitan mengucap kata atau membedakan bunyi kata yang berbeda.
- Ketika mengoordinasikan anggotan tubuh, pengidap disleksia cenderung mengalami kesulitan. Akibatnya anak yang mengidap disleksia terlihat lebih lemah dibanding anak-anak seusianya. Misalnya ketika mereka menangkap bola, karena penderita kesulitan mengoordinasikan mata denagan gerakan tangan.
- Pengidap cenderung lebih mudah terserang alergi, demam, eksim, atau asma. Karena penderita sulit berkonsentrasi dan cenderung mudah sakit.
Reporter : Indah Suci Raudlah