Oleh: Rahmat Hadi )*
Pemerintah terus memastikan bahwa ketersediaan pangan menjelang Ramadan dan Idul Fitri 2025 tetap terjaga dengan harga yang stabil. Berbagai langkah telah dipersiapkan guna menjamin pasokan pangan yang cukup dan harga yang terjangkau bagi masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui Gerakan Pangan Murah (GPM), yang akan digelar secara nasional mulai 24 Februari hingga akhir Maret 2025.
Pengadaan operasi pasar melalui GPM ini bertujuan untuk memastikan harga pangan berada di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET), sehingga masyarakat bisa menjalani ibadah Ramadan tanpa terbebani lonjakan harga. Pemerintah bekerja sama dengan BUMN dan pihak swasta agar bahan pokok dapat diperoleh dengan harga yang lebih terkendali.
Sebagai bagian dari strategi stabilisasi harga, pemerintah telah menginstruksikan seluruh dinas terkait di tingkat pusat dan daerah untuk mendukung kelancaran operasi pasar ini. Menteri Pertanian yang juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pangan Ad Interim, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa produsen dan distributor tidak diperkenankan menaikkan harga secara sepihak.
Pemerintah akan mengambil tindakan tegas terhadap pelanggaran, termasuk penyegelan toko atau pembekuan izin usaha bagi pihak yang tidak mematuhi ketentuan harga. Ia menambahkan bahwa operasi pasar kali ini akan menjadi yang terbesar dan paling masif, dengan keterlibatan berbagai pihak mulai dari pusat hingga daerah.
Pemerintah juga telah menyiapkan mekanisme distribusi yang lebih efisien guna memastikan stabilitas harga. Plt. Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional, Sarwo Edhy, menekankan bahwa distribusi yang lancar dan ketersediaan stok yang mencukupi akan memastikan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pangan mereka dengan harga yang stabil selama bulan Ramadan. Ia menjelaskan bahwa pemerintah akan terus memantau harga di lapangan dan memastikan tidak ada pihak yang memanfaatkan situasi untuk menaikkan harga secara tidak wajar.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi pangan cenderung meningkat saat Ramadan dan Idul Fitri. Namun, pemerintah optimis bahwa dengan kebijakan GPM yang lebih masif pada tahun ini, inflasi pangan dapat tetap terjaga dalam kisaran target yang telah ditetapkan. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menambahkan bahwa evaluasi berkala akan terus dilakukan guna memastikan kebijakan stabilisasi harga berjalan efektif di seluruh wilayah Indonesia. Menurutnya, pemerintah berupaya agar masyarakat tidak terlalu terdampak oleh kenaikan harga bahan pokok di pasar global.
Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan jajarannya untuk menggelar operasi pasar secara masif, dengan rencana peningkatan jumlah titik distribusi dari 500 lokasi pada tahap awal menjadi 4.000 titik saat Ramadan tiba. Kebijakan ini diyakini akan memberikan dampak signifikan terhadap kestabilan harga, sekaligus menekan praktik spekulasi yang berpotensi merugikan masyarakat. Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, menyebutkan bahwa intervensi ini diharapkan bisa menekan harga pangan sehingga lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Ia juga menegaskan bahwa beberapa komoditas pangan harus lebih murah dibandingkan dengan harga di negara tetangga.
Pemerintah juga telah memastikan bahwa stok pangan strategis tetap aman. Saat ini, sekitar 20.000 ton daging telah disiapkan untuk didistribusikan sepanjang Ramadan. Dengan ketersediaan stok yang cukup, operasi pasar yang masif, serta pengawasan yang ketat, pemerintah optimis bahwa harga pangan tetap terkendali dan tidak ada lonjakan harga yang merugikan masyarakat. Menurut Menteri Andi Amran Sulaiman, salah satu fokus utama pemerintah adalah menjaga harga beras agar tetap stabil, karena komoditas ini memiliki pengaruh besar terhadap inflasi pangan.
Selain beras dan daging, stok minyak goreng dan gula pasir juga menjadi perhatian utama pemerintah. Kementerian Perdagangan telah berkoordinasi dengan produsen untuk memastikan pasokan minyak goreng tetap stabil dan harga tidak mengalami lonjakan drastis. Sementara itu, gula pasir yang sering mengalami kenaikan harga menjelang Lebaran telah disiapkan dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional.
Selain melalui operasi pasar dan distribusi yang lebih efisien, pemerintah juga mengoptimalkan peran Bulog dalam menyalurkan cadangan pangan pemerintah (CPP). Bulog akan mendistribusikan beras, gula, dan minyak goreng dengan harga yang telah disubsidi agar lebih terjangkau bagi masyarakat.
Dalam upaya mencegah praktik spekulasi harga, Satgas Pangan telah ditugaskan untuk melakukan pemantauan ketat di seluruh pasar tradisional dan ritel modern. Satgas Pangan akan bertindak cepat terhadap oknum yang mencoba menimbun barang atau menaikkan harga secara tidak wajar. Pemerintah juga membuka kanal pengaduan bagi masyarakat untuk melaporkan jika ditemukan pelanggaran di lapangan.
Selain memastikan stabilitas harga di dalam negeri, pemerintah juga memantau perkembangan harga pangan global yang berpotensi memengaruhi pasar domestik. Jika terjadi lonjakan harga yang signifikan di pasar internasional, pemerintah siap mengeluarkan kebijakan darurat, seperti melakukan impor terbatas untuk menstabilkan harga. Namun, impor akan tetap menjadi opsi terakhir setelah mempertimbangkan stok dalam negeri.
Melalui kebijakan yang tepat sasaran, kolaborasi dengan berbagai pihak, serta pengawasan yang intensif, pemerintah menegaskan bahwa masyarakat dapat menjalani Ramadan dengan tenang tanpa kekhawatiran terhadap harga pangan. Dengan berbagai langkah strategis yang telah diterapkan, pemerintah memastikan bahwa kebutuhan pokok rakyat tetap terjangkau dan ketersediaannya terjamin sepanjang bulan suci ini.
)* Pengamat Kebijakan Publik