Jennifer Garner Enggan Buru-Buru Naik Pelaminan

Baca Juga

MATA INDONESIA, LOS ANGELES – Bintang Film ‘Elektra’, Jennifer Garner enggan buru-buru menikah. Alasannya, pandemi Covid-19.

Garner terakhir kali menikah dengan Ben Affleck. Keduanya berpisah pada 2015. Setelah itu, wanita 48 tahun itu memilih tak naik pelaminan lagi, setidaknya hingga saat ini.

Tahun lalu, Garner putus dengan kekasihnya, John Miller, setelah dua tahun berkencan. Saat ini, pemeran Riley di ‘Peppermint’ tinggal bersama tiga anaknya hasil dari pernikahan dengan Affleck, yakni Violet, Saraphina, dan Samuel.

Di masa pandemi Covid-19, Garner tak ingin buru-buru menikah lagi. Saat ini dia mengaku tak butuh orang lain.

“Saya masih dari itu (pernikahan). Tapi, bukan berarti saya akan menjadi orangtua tunggal selamanya. Tapi saat ini belum waktunya. Saya tak ingin membuat susah. Saya baik-baik saja,” kata Garner dikutip dari Just Jared, Kamis 25 Maret 2021.

“Saya baik-baik saja di rumah sendirian. Saya tak masalah hanya ada saya dan anak-anak. Saya tak masalah ketika mereka berpisah. Saya pernah menjalani momem-momen indah pernikahan, tapi sekarang saya baik-baik saja,” ujarnya.

Setelah putus dari Miller, Garner pernah kepergok jalan bareng Bradley Cooper di pantai. Saat itu Cooper juga sedang berstatus jomblo setelah hubungannya dengan Irina Shayk kandas di tengah jalan.

Rumor kedekatan Garner dengan Cooper bukan hal aneh. Keduanya sempat diisukan menjalin kasih setelah bermain dalam serial televisi ‘Alias’ di 2001 silam atau jauh sebelum mengenal Ben Affleck. Keduanya juga sempat menghadiri dan duduk berdampingan di event Paris Fashion Week di 2016.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Wujudkan Data Statistik Berkualitas untuk Pembangunan, Pemkab Sleman Susun Roadmap Pembangunan Statistik Sektoral Tahun 2025-2045

Mata Indonesia, Sleman – Penyelenggaraan statistik sektoral di Kabupaten Sleman perlu diperkuat guna menghasilkan data statistik sektoral yang akurat, mutakhir, terintegrasi, akuntabel, mudah diakses dan berkelanjutan, sehingga perencanaan pembangunan dapat dilakukan secara lebih tepat, terukur, dan tepat sasaran. Dengan demikian, kebijakan dan strategi penyelenggaraan statistik sektoral secara terinci akan dapat mewujudkan hal tersebut.
- Advertisement -

Baca berita yang ini