MATA INDONESIA, JAKARTA – Pernikahan tidak selalu tentang kesenangan dan kebahagiaan atau cinta dan momen indah bersama pasangan. Tetapi juga termasuk momen buruk, seperti pertengkaran, perbedaan pendapat, bahkan teriakan.
Namun, bila Anda menganggap pernikahan hanya sebagai keadaan sulit dan hal yang menyeramkan, maka Anda salah besar. Beberapa mitos seputar pernikahan menghubungkannya dengan harapan yang sangat besar, pemahaman yang seimbang, dan tingkat kedewasaan yang tinggi.
Lebih dari itu, pernikahan adalah ikatan antara dua orang yang saling mencintai dan harus mengatasi semua masalah seperti itu untuk selamanya. Karena itu, berikut adalah beberapa mitos yang terus berlanjut tentang pernikahan yang perlu segera dipatahkan, seperti dilansir Times of India.
It takes two tango
Jika satu orang dalam pernikahan mau mengubah diri menjadi lebih baik, itu bisa mengubah pernikahan. Tidak perlu bagi dua orang untuk selalu bekerja sama agar pernikahan dapat berkembang. Jika satu pasangan dapat mengambil tanggung jawab dan menarik minat orang lain, akan ada transformasi yang cukup besar. Ingat, dalam rumah tangga kedua individu harus sama-sama bertanggung jawab.
Tidak selalu kompromi
Pernikahan lebih tentang kerja sama daripada kompromi. Jika seseorang ingin berkompromi, ini lebih tentang menang tetapi dalam kerja sama, ini tentang berfokus pada pernikahan secara keseluruhan. Tidak ada yang terikat untuk berkompromi lebih dari yang lain.
Ini adalah pekerjaan 50/50
Sebuah pernikahan tidak akan lengkap jika kedua pasangan memberikan kontribusi 50 persen dari upaya mereka menjadi adil, hanya untuk membuatnya utuh. MEMBUTUHKAN 100 persen usaha. Ketika salah satu pasangan tidak dapat melanjutkan karena hari yang sulit, maka itu menjadi tanggung jawab pasangan mereka untuk membantunya melewati hari dengan semua pengertian dan kepercayaan.
Konsep setengah yang lebih baik
Idealnya, tidak boleh ada ‘setengah lebih baik’ dari seseorang. Pernikahan harus tentang berdiri berdampingan, bukan untuk satu sama lain. Untuk menjadi bahagia dan puas dengan sepenuh hati, seseorang harus melengkapi diri sendiri terlebih dahulu dan tidak bergantung pada pasangan.
Melampiaskan diri kepada orang lain
Berbicara mengenai perjuangan dan kesulitan rumah tangga Anda dengan teman dekat dan keluarga adalah hal yang wajar. Namun, sangat tidak dianjurkan apabila Anda mengumbar masalah seputar pernikahan Anda di sosial media. Berbagi perasaan dan kesedihan tentang masalah rumah tangga di dunia maya bukanlah hal yang bijak. Cukup Anda ceritakan dengan orang terdekat untuk mendapat masukan dan pendapat mereka.
Tidur dengan marah
Ada pendapat mengatakan jangan tidur sebelum menyelesaikan masalah dengan pasangan atau jangan tidur dalam keadaan marah dengan pasangan. Faktanya, Anda dapat menyelesaikannya saat pikiran segar keseekan harinya. Dengan begitu menyelesaikan masalah menjadi lebih relevan dan mudah.