Inilah 10 Universitas Terbaik di Indonesia 2021

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Lembaga pemeringkat perguruan tinggi di seluruh dunia, Webometerics Ranking of World Universities, telah merilis peringkat perguruan tinggi terbaik di Indonesia edisi 2021.

Pemeringkatan tersebut dilakukan berdasarkan penilaian terhadap masing-masing website universitas. Adapun jumlah perguruan tinggi di Indonesia yang masuk dalam daftar peringkat tersebut ada sebanyak 2.627.

Adapun indikator dan metodologi yang berpengaruh terhadap pemeringkatan:

• Impact: semakin banyak backlink dari situs luar akan berpengaruh pada aspek ini
• Openness: aspek ini diukur dari banyaknya jumlah file berbagai jenis (.pdf, .doc, .ps, .eps, .ppt), akses ini terhubung dengan domain situs universitas.
• Excellence: faktor ini menilai dari jumlah artikel publikasi ilmiah karya civitas akademika masing-masing universitas.

Urutan Universitas Terbaik di Indonesia 2021 versi Webomatrics:

1. Universitas Gadjah Mada (UGM)

Di peringkat dunia UGM menduduki peringkat ke-810 dan menduduki peringkat teratas di Indonesia, mengapa UGM dinobatkan sebagai Universitas peringkat teratas berdasarkan

• Aspek Impact: urutan 578
• Aspek openness: urutan 638
• Aspek excellence: urutan 1500

2. Institut Pertanian Bogor (IPB)

Kampus yang menduduki peringkat kedua secara lokal dan peringkat 1088 secara global ini menawarkan berbagai jurusan yang berkaitan dengan agrikultur hingga kehutanan.

Berikut adalah rincian ranking UGM:

• Aspek Impact: urutan 679
• Aspek openness: urutan 698
• Aspek excellence: urutan 2174

3. Institut Teknologi Sepuluh November (ITS)

Universitas yang berdiri pada tahun 1957 ini memiliki program studi yang lengkap, mulai dari Program Diploma, Sarjana dan Pascasarjana.

Rincian ranking ITS:

• Aspek Impact: urutan 930
• Aspek openness: urutan 1036
• Aspek excellence: urutan 1739

4. Universitas Indonesia (UI)

Pemeringkatan Webometrics yang dirilis Januari 2021, Universitas Indonesia (UI) berada di peringkat keempat.
Berikut Rincian ranking ITS:

• Aspek Impact: urutan 396
• Aspek openness: urutan 5954
• Aspek excellence: urutan 1245

5. Universitas Airlangga (Unair)

Universitas Airlangga menduduki peringkat kelima berdasarkan pemeringkatan yang dilakukan Webometrics, berikut rincian ranking Unair:

• Aspek Impact: urutan 1100
• Aspek openness: urutan 971
• Aspek excellence: urutan 2245

Sementara secara global Unair menempati urutan ke- 1322.

6. Institut Teknologi Bandung (ITB)

Sementara di urutan keenam diduduki oleh ITB, rincian ranking adalah sebagai berikut:

• Aspek Impact: urutan 839
• Aspek openness: urutan 595
• Aspek excellence: urutan 1390

Adapun secara global ITB meduduki posisi ke- 164

7. Universitas Bina Nusantara (BINUS)

Universitas Bina Nusantara berhasil masuk dalam 10 universitas di Indonesia menurut pemeringkatan Webometrics, berikut adalah rincianya:

• Aspek Impact: urutan 1926
• Aspek openness: urutan 2464
• Aspek excellence: urutan 2631

8. Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS)

UNS berada di peringkat ketujuh dalam daftar 10 PTN terbaik di Indonesia. Di peringkat dunia, UNS berada di posisi 1.990.

Berikut adalah rincian peringkat yang diperoleh:

Impact: 483
Opennes: 5.954
Excellence: 2.534

9. Universitas Brawijaya (Unibraw)

Unibraw berada di peringkat kesepuluh dalam daftar 10 PTN terbaik di Indonesia. Di peringkat dunia, Unibraw berada di posisi 2.099

Berikut adalah rincian peringkat yang diperoleh:

Impact: 771
Opennes: 5.954
Excellece: 2.355

10. Universitas Diponegoro

Universitas Diponegoro berhasil menduduki peringkat ke sembilan, menyusul UNS. Berikut adalah rincian berdasarkan aspek yang dipertimbangkan oleh Webometrics:

Aspek Impact: urutan 613
Aspek openness: urutan 5954
Aspek excellence: urutan 2319

Undip juga berhasil menempati posisi ke- 1994 dunia.

Reporter : Mala Komala

3 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Hilirisasi Buka Lapangan Pekerjaan dan Arah Ekonomi

Oleh: Winna Nartya *) Dalam perdebatan publik, hilirisasi kerap direduksi menjadi larangan ekspor bahan mentahatau pembangunan smelter. Padahal, substansi kebijakan ini jauh melampaui industri berat. Staf Khusus Menteri Investasi dan Hilirisasi, Sona Maesana, menekankan bahwa hilirisasiadalah soal penciptaan nilai tambah yang berkelanjutan, kemandirian ekonomi, danpembukaan lapangan kerja, serta penentuan arah masa depan bangsa. Ia melihat, daripengalamannya di dunia usaha dan kini di ranah kebijakan, bahwa hilirisasi hanya akanbertahan bila ekosistem investasinya sehat dan ada keberpihakan pada pelaku lokal. Karenaitu, ia menilai sekadar mendirikan pabrik tidak cukup; pertanyaan kuncinya adalah siapa yang menikmati nilai tambahnya dan bagaimana rantai pasoknya melibatkan anak bangsa secaraaktif. Dalam pandangannya, hilirisasi mesti membuka pekerjaan lokal, mengikutsertakan UKM, dan menaikkan kelas pengusaha Indonesia melalui kemitraan yang nyata. Di ranah kebijakan, Sona Maesana menjelaskan pemerintah mendorong integrasi antarapelaku lokal dan asing, memberi insentif bagi investor yang membina industri lokal, sertamenata regulasi yang transparan agar tumpang tindih perizinan berkurang. Ia juga menilaikecepatan dan kepastian perizinan lebih penting daripada angka komitmen investasi di ataskertas, karena tanpa eksekusi yang jelas, angka hanyalah janji. Sebagai jembatan antarabahasa investor dan bahasa pemerintah, ia mendorong cara pandang baru: bukan sekadar“menjual proyek”, melainkan menumbuhkan kepercayaan jangka panjang. Ia pun mengingatkan bahwa hilirisasi tidak berhenti pada mineral dan logam; sektor digital, pertanian, farmasi, hingga ekonomi kreatif perlu masuk orbit hilirisasi melalui keterhubunganstartup kesehatan dengan BUMN farmasi, petani dengan pembeli industri lewat platform lokal, serta skema yang mengkomersialisasikan inovasi kampus.  Di tingkat kelembagaan, peta jalan hilirisasi diperkuat oleh kolaborasi antarpemerintah, industri, dan kampus. Himpunan Kawasan Industri (HKI) menandatangani nota kesepahamandengan Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM serta Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, yang disaksikan Presiden Prabowo Subianto. Ketua Umum HKI, Akhmad Ma’ruf Maulana, menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan perwujudan AstaCita untuk mendorong kemandirian ekonomi, memperkuat keberlanjutan, dan mempercepatinovasi teknologi sebagai pilar pertumbuhan. Ia menegaskan peran HKI sebagai penghubungsektor industri, pendidikan, dan pemerintah untuk melahirkan daya saing berbasispengetahuan dan inovasi. Ruang lingkupnya meliputi penyelarasan kurikulum dengankebutuhan industri, kolaborasi riset untuk mempercepat hilirisasi dan menarik investasi, sertapeningkatan daya saing melalui pembentukan SDM industri yang unggul. Contoh konkret hilirisasi yang langsung menyentuh pasar tenaga kerja tampak di Aceh. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Cut Huzaimah, menyerukan penghentianekspor karet mentah karena pabrik pengolahan di Aceh Barat, yaitu PT Potensi Bumi Sakti, siap beroperasi menampung seluruh produksi lokal. Ia menilai pengolahan di dalam daerahpenting untuk mendorong hilirisasi, membuka lapangan kerja, dan menaikkan kesejahteraan. Pabrik yang berdiri di lahan 25 hektare itu memiliki kemampuan mengolah 2.500 ton karetkering per bulan, dan pemerintah daerah menilai stabilitas serta keamanan investasi harusdijaga agar manfaatnya langsung dirasakan rakyat Aceh. Di klaster pangan–petrokimia, hilirisasi juga dikuatkan melalui kemitraan strategis. DirekturUtama PT Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi, menjelaskan bahwa perusahaanmemperluas kerja sama dengan Petronas Chemicals Group Berhad untuk memperkuatketahanan pangan regional sekaligus mendorong hilirisasi pupuk dan petrokimia di Indonesia. Kolaborasi ini mencakup penjajakan sinergi pasokan urea dan amonia, transfer pengetahuan teknis dan operasional, serta penguatan tata kelola Kesehatan, Keselamatan, danLingkungan (Health, Safety, and Environment/HSE).  Jika ditautkan, tiga simpul di atas, yakni kebijakan investasi yang berpihak pada pelaku lokal, penguatan link–match kampus–industri, dan proyek pengolahan komoditas serta petrokimia, menggambarkan logika hilirisasi yang lengkap. Lapangan kerja tidak hanya muncul di pabrikutama, melainkan juga pada efek pengganda: logistik bahan baku, jasa pemeliharaan mesin, kemasan, transportasi, layanan digital rantai pasok, hingga jasa keuangan dan asuransi. Dengan kurikulum yang diselaraskan, talenta lokal tidak sekadar menjadi tenaga operasional, melainkan juga teknisi, analis proses, dan manajer rantai pasok....
- Advertisement -

Baca berita yang ini