Jangan Asal Beli! Sederet Tanaman Hias Ini Bisa Beracun untuk Hewan Peliharaan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Di masa pandemi, hobi mengoleksi tanaman hias untuk mempercantik ruangan sedang marak dilakukan. Masyarakat beramai-ramai memburu tanaman yang unik dan sedap dipandang untuk menghiasi sudut rumah mereka.

Namun, kamu harus tahu, bahwa tak semua tanaman baik untuk dirawat. Terlebih untuk kamu yang memiliki hewan peliharaan.

Sebab, di balik keindahan dan manfaatnya, ada beberapa tanaman hias yang justru beracun untuk hewan peliharaan di rumah kamu. Alih-alih mempercantik ruangan, tanaman tersebut justru bisa membahayakan mereka yang kamu sayangi.

Tanaman seperti apa aja sih yang gak boleh asal beli? Yuk simak!

1. Caladium

Tanaman caladium (pixabay)

Pertama ialah tanaman hias Caladium. Tanaman cantik ini umunya terkenal dengan nama Kuping Gajah.

Di balik bentuk indah dan uniknya, tak banyak yang tahu bahwa kuping gajah termasuk ke dalam keluarga talas dan keladi yang menyimpan racun. Daunnya dapat menyebabkan dinding saluran pernapasan membengkak, bahkan menutup jalan keluar masuk udara.

Maka, hindarilah membeli tanaman ini jika kamu emmiliki hewan peliharaan di rumah ya. Sebab, jika tidak sengaja menggosok anggota tubuh ke daun kuping gajah, hewan peliharaan kamu bisa merasa gatal dan sensasi terbakar di kulitnya.

2. Bunga Lili

Bunga lili (pixabay)

Kemudian ialah bunga lili. Bunga lili memiliki warna yang cantik dan wangi yang semerbak. Tak heran, banyak orang yang ingin menghias sudut rumah mereka dengan bunga satu ini.

Namun, untuk kamu yang memiliki hewan peliharaan, bunga lili nampaknya bukan pilihan yang tepat. Sebab, bunga lili memiliki kandungan racun yang berbahaya, khususnya untuk kucing dan anjing.

Menurut penilitian US Food and Drug Administration, bunga lili sangat berbahaya untuk hewan peliharaan. Sebab jika terjilat atau termakan daunnya, dapat menyebabkan sakit perut dan muntah-muntah. Tak hanya itu, racunnya juga dapat menyebabkan teman berbulu Anda gagal ginjal akut hingga berisiko kematian.

3. Aglaonema

Tanaman aglaonema (pixabay)

Aglaonema atau biasa disebut Sri Rejeki juga merupakan tanaman yang banyak dicari masyarakat di masa pandemi ini. Warnanya yang hijau dengan corak putih memberikan kesan unik pada tanaman hias ini.

Sayangnya, tanaman aglaonema termasuk berbahaya untuk kamu pemilik hewan peliharaan. Getah beracun yang ada pada bagian daun serta batangnya patut diwaspadai. Pasalnya, getah ini mengandung kalsium oksalat yang berisiko mengakibatkan gatal di seputar bibir dan lidah.

Bahkan, tak cuma berbahaya untuk hewan, aglaonema juga harus dijauhkan dari anak-anak. Jadi, pikirlah dua kali sebelum membeli tanaman ini ya.

4. Lidah Mertua

Lidah Mertua (pinterest)

Tanaman hias ini pasti sering kamu temui di mana-mana, bukan? Selain mudah ditemukan, lidah mertua juga memiliki bentuk yang unik dan sedap dipandang.

Meski begitu, lidah mertua berbahaya kamu letakkan di dalam rumah jika memiliki hewan peliharaan. Dilansir dari Burkes Backyard, lidah mertua memiliki kandungan racun di dalamnya. Meski tak sampai menyebabkan kematian pada hewan, racun tersebut cukup untuk membuat mereka muntah-muntah dan diare.

5. Sirih Gading

Sirih Gading (pinterest)

Terakhir ada sirih gading. Tanaman hias ini biasanya digantung atau diletakkan di meja teras rumah. Bentuknya yang unik, membuat banyak orang tertarik dengan tanaman ini.

Tapi, sirih gading juga gak bisa kamu beli jika memiliki hewan peliharaan di rumah ya. Sebab, jika tertelan oleh hewan peliharaan seperti kucing dan anjing, bisa menyebabkan rasa terbakar di mulut dan bibir, muntah, dan pembengkakan mulut. Tapi, jika hanya tersentuh saja oleh hewanmu, gak masalah kok.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Wujudkan Data Statistik Berkualitas untuk Pembangunan, Pemkab Sleman Susun Roadmap Pembangunan Statistik Sektoral Tahun 2025-2045

Mata Indonesia, Sleman – Penyelenggaraan statistik sektoral di Kabupaten Sleman perlu diperkuat guna menghasilkan data statistik sektoral yang akurat, mutakhir, terintegrasi, akuntabel, mudah diakses dan berkelanjutan, sehingga perencanaan pembangunan dapat dilakukan secara lebih tepat, terukur, dan tepat sasaran. Dengan demikian, kebijakan dan strategi penyelenggaraan statistik sektoral secara terinci akan dapat mewujudkan hal tersebut.
- Advertisement -

Baca berita yang ini