Ini Mitos Negatif Soal Karbohidrat

Baca Juga

MATAINDONESIA, JAKARTA – ‘Karbohidrat’ dalam masyarakat metro modern sering dipersepsikan negatif karena bisa menyebabkan kegemukan, timbunan gula yang menyebabkan diabetes dan hal negatif lainnya.

Bahkan banyak orang yang melakukan diet karbo demi mencapai bentuk tubuh yang mereka dambakan.

Tetapi bagi seorang pakar nutrisi Gizi Tomlinson karbo bukanlah elemen jahat yang harus dimusuhi hingga harus dikurangi mengonsumsinya.

Hal yang perlu diperhatikan sebenarnya bukan seberapa banyak kamu mengonsumsi karbohidrat, tetapi berapa kepadatan kalori dari karbo yang kamu konsumsi.

Seperti dilansir Dmarge, Tomlison yang memiliki 350 ribu pengikut di akun instagramnya itu, masyarakat sudah salah memahami konotasi negatif karbohidrat dalam 30 tahun terakhir ini.

Tomlinson menegaskan karbohidrat bukan satu-satunya variabel kalori. Protein dan lemak juga bisa menyebabkan kepadatan kalori.

Dia mengungkapkan dalam setiap satu gram lemak akan terdapat 9 kalori, sedangkan dalam setiap gram protein dan karbohidrat hanya ada 4 kalori.

Jadi yang harus dipertimbangkan adalah keseimbangan kalori di dalam tubuh, bukan asupan karbohidrat.

Selain itu unsur karbo bukan hanya terdapat dalam beras atau terigu. Tomlinson mengingatkan buah dan sayuran pun ada yang mengandung karbo.

Dia juga mengingatkan yang membuat bentuk tubuh menjadi melar gak karuan bukan karbohidrat, tetapi keseimbangan lemak dalam tubuh.

Mengurangi karbohidrat dengan semena-mana justru akan menyebabkan defisit kalori. Padahal zat itu juga dibutuhkan tubuh sama seperti lemak dan protein yang juga bisa menimbulkan masalah kesehatan jika dihilangkan.

Menurut Tomlinson, pendekatan paling realistis adalah memperhatikan nilai kalori dari seluruh makanan yang kita konsumsi.

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini