Ini 4 Fakta Valentino Rossi yang Jarang Diketahui, Salah Satunya Percaya Takhayul

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Valentino Rossi telah menjadi seorang legenda MotoGP. Serangkaian rekor telah ditorehkannya. Pembalap yang hari ini, Minggu16 Februari 2020 genap berusia 40 tahun tersebut telah meraih gelar juara dunia sebanyak 9 kali.

Pria berjuluk ‘The Doctor itu telah menjadi ikon balap motor selama 2 dekade membuatnya disorot dunia.

Namun ada beberapa fatka tentang dirinya yang mungkin hanya sebagian orang yang tahu. Berikut 4 Fakta tentang Valentino Rossi yang jarang diketahui dilansir dari Sportskeeda.com.

  1. Satu-satunya pembalap yang telah menyelesaikan ‘putaran dunia’

Sepanjang karirnya, tercatat ia telah menyelesaikan 40.075 km pada 2018 lalu.  Bila dihitung-hitung, jarak yang telah ditempuh Rossi tersebut cukup untuk mengitari satu dunia penuh. Jarak tersebut ia peroleh dengan melakukan 8.730 putaran ketika balapan.

  1. Penggemar berat Inter Milan

Sebagai seorang pembalap yang berasal dari Italia, Rossi ternyata juga mengagumi salah satu klub sepak bola Italia, yaitu Inter Milan. Kesukaan Rossi pada klub tersebut terlihat saat Rossi diketahui telah menonton sejumlah pertandingan dari Internazionale, salah satunya di San Siro, kala Inter bertemu dengan Barca di ajang Liga Champhions.

Rossi juga pernah mendapatkan ucapan selamat resmi dari Inter ketika dirinya menjuarai MotoGP musim 2008 dan 2009. Rossi kemudian membalas pujian yang diberikan Inter Milan kepadanya dengan mengirimkan ucapan selamat saat Inter memenangkan Liga Champions UEFA pada 2010.

  1. Pernah lakukan tes untuk Tim Scuderia Ferrari

Selain mengendarai motor balap, ternyata Rossi juga pernah mengendarai mobil balap F1. Hal itu ia lakukan saat tes mengendarai Ferrari untuk tim Scuderia Ferrari pada 2006.

Pada hari kedua pengujian, Rossi muncul sebagai yang tercepat ke-9 dan hanya sepersekian detik di belakang Juara Dunia 7 kali Michael Schumacher.

  1. Sangat percaya takhayul

Banyak orang orang kurang percaya dengan keberadaan takhayul atau mitos. Namun ternyata Rossi termasuk orang sangat percaya terhadap hal tersebut.

Sebelum memulai start, terdapat berberapa ritual yang ia lakan dan dipercaya dapat berpengaruh untuk keberuntungannya ketika balapann, seperti mencium motor, membenarkan helm dan sarung tangan. Selain itu juga Rossi selalu memperhatikan design helm miliknya ya ia percaya mampu membawa keberuntungan. (Widyo)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia Kondisi ketenagakerjaan saat ini menghadirkan berbagai tantangan signifikan yang berdampak pada kesejahteraan pekerja, terutama dalam menghadapi ketidakpastian kerja dan fenomena fleksibilitas yang eksploitatif atau dikenal sebagai flexploitation. Sistem kontrak sementara kerap menjadi salah satu akar permasalahan, karena tidak menjamin kesinambungan pekerjaan. Situasi ini semakin diperburuk oleh rendahnya tingkat upah, yang sering berada di bawah standar kehidupan layak, serta minimnya kenaikan gaji yang menambah beban para pekerja. Selain itu, kurangnya perlindungan sosial, seperti jaminan kesehatan yang tidak memadai, serta lemahnya penegakan hukum memperkuat kondisi precarization atau suatu kerentanan struktural yang terus dialami oleh pekerja. Di sisi lain, keterbatasan sumber daya negara juga menjadi penghambat dalam mendorong pertumbuhan sektor ekonomi kreatif yang potensial, di mana banyak pekerja terjebak dalam tekanan produktivitas tanpa disertai perlindungan hak yang memadai. Dalam konteks ini, generasi muda, termasuk kader-kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dinamika pasar kerja yang semakin eksploitatif. Generasi ini kerap menghadapi kontradiksi antara ekspektasi tinggi terhadap produktivitas dan inovasi dengan realitas kerja yang penuh ketidakpastian. Banyak dari mereka terjebak dalam sistem kerja fleksibel yang eksploitatif, seperti tuntutan kerja tanpa batas waktu dan kontrak sementara tanpa jaminan sosial yang memadai. Akibatnya, kondisi precarization semakin mengakar. Bagi kader GMNI, yang memiliki semangat juang dan idealisme tinggi untuk memperjuangkan keadilan sosial, situasi ini menjadi ironi. Di satu sisi, mereka harus tetap produktif meskipun kondisi kerja tidak mendukung, sementara di sisi lain mereka memikul tanggung jawab moral untuk terus memperjuangkan aspirasi kolektif para pekerja. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kesejahteraan individu, tetapi juga dapat mengikis potensi intelektual, semangat juang, serta daya transformasi generasi muda dalam menciptakan struktur sosial yang lebih adil. Oleh karena itu, peran negara menjadi sangat penting untuk merumuskan kebijakan yang konkret dan menyeluruh. Kebijakan ini harus memastikan pemenuhan hak-hak dasar pekerja, termasuk perlindungan sosial yang layak, serta penegakan regulasi yang konsisten untuk mengurangi ketimpangan dan menghentikan eksploitasi dalam sistem kerja fleksibel. Tanpa langkah nyata tersebut, ketimpangan struktural di pasar tenaga kerja akan terus menjadi ancaman bagi masa depan generasi muda dan stabilitas tatanan sosial secara keseluruhan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini