MATA INDONESIA, JAKARTA – Kolesterol sering disebut sebagai biang keladi dari berbagai masalah kesehatan di tubuh seperti penyakit jantung hingga darah tinggi. Hal ini menandakan kolesterol patut untuk dihindari karena tidak bermanfaat untuk tubuh.
Kadar kolesterol yang normal penting untuk tubuh karena hormon yang ada akan membentuk dinding sel dan memproduksi asam empedu yang membantu tubuh menyerap nutrisi dari makanan.
Alanna Cabrero, RDN, ahli diet dan pendiri Alanna Cabrero Nutrition menegaskan organ hati memproduksi 80 persen kolesterol yang ada di tubuh kita. Permasalahan muncul ketika kadar kolesterol dalam darah naik ke atas normal sehingga kerap memicu risiko penyakit jantung.
Adapun terdapat dua jenis lipoprotein yang membawa dan mengedarkan kolesterol ke selutuh tubuh. Kolesterol yang dibawa oleh low-density lipoprotein (LDL) cukup berbahaya ketika kadar LDL dalam darah tinggi.
LDL membawa kolesterol ke pembuluh darah dan melapisi pembuluh darah dengan menimbun lemak. Inilah yang memicu risiko penyakit jantung dan stroke. Idelanya, kadar LDL yang aman bagi tubuh yaitu kurang dari 100 mg/dL.
Setiap individu yang menggunakan obat penurun kolesterol, dianjurkan untuk menurunkan kadar LDL dalam darah kurang dari 70 mg/dL. Tidak hanya sekedar rendah, namun perlu juga memastikan supaya kadar high-density lipoprotein (HDL) alias kolesterol ‘baik’ berada dalam kadar yang direkomendasikan. Kadar HDL perlu ditingkatkan, khusus pria seharusnya memenuhi target 40 mg/dL sementara wanita berada di atas 50 mg/dL.
Melihat kondisi ini, diet kolesterol dinilai bisa menjadi pendekatan terbaik. Bagi yang memiliki kadar kolesterol tinggi dalam darah sepatutnya menghindari 3 makanan ini:
Pertama, yaitu gorengan. Penyebabkanya karena minyak yang digunakan sering mengalami hidrogenasi. Proses hidrogenasi tak jenuh untuk memadatkan minya itu akhirnya menciptakan lemak trans.
Kedua, yaitu bagian daging yang berlemak karena mengandung lemak jenuh. Sebaiknya memilih bagian daging yang lebih ramping.
Ketiga yakni makanan cepat saji. Alasanya karena beberapa restoran menggunakan minyak goreng secara berulang sehingga lemak dalam minyak bisa berubah menjadi lemak trans. Selain itu memilih potongan daging yang minim lemak juga cukup sulit.