MATA INDONESIA, JAKARTA – Overeating atau makan berlebih umumnya menjadi kebiasaan yang muncul saat di bulan Ramadan. Ahli kesehatan, Muhammad Haroon menegaskan bahwa kebiasaan overeating saat berbuka puasa bisa menggeser 70 persen aliran darah menuju sistem pencernaan yang menyebabkan kelemahan otot, kelelahan, dan sakit kepala.
Mengutip The News, hal ini disebakan juga karena asupan air dalam jumlah besar yang masuk saat berbuka puasa. Hal ini bisa menyebabkan kelelahan.
“Asupan air dalam jumlah besar segera setelah buka puasa juga dapat menurunkan kadar natrium yang bisa menimbulkan berbagai gejala, termasuk kelelahan,” kata Haroon.
Namun, ada beberapa faktor lainnya yang membuat tubuh terasa lemas setelah makan. Seperti misalnya kadar karbohidrat dan protein yang berlebih. Contoh makanannya seperti kolak yang kaya akan gula, gorengan pun demikian karena berbahan baku tepung terigu.
Kedua, porsi makan. Banyak menyantap makan ternyata bisa menyebabkan tubuh terasa lemas dan mengantuk. Beberapa orang bahkan langsung menyantap menu utama seperti nasi serta lauk pauknya, tepat saat berbuka puasa.
Selain itu, menurut The Health Site, makan berlebihan menyebabkan tubuh lebih banyak mengeluarkan energi untuk memecah makanan. Organ vital tubuh juga bekerja keras untuk menyimpan kelebihan makanan.
Kadar insulin juga meningkat karena adanya lonjakan gula darah akibat makan terlalu banyak. Saat kadar insulin meningkat, gula darah kemudian akan turun drastis dan membuat energi juga mengalami penurunan.
Maka, sebaiknya ada beberapa hal yang bisa dilakukan supaya tubuh tidak lemas saat berbuka puasa. Penulis buku The Healthy Ramadhan Guide, Nazima Qureshi menyarankan supaya berbuka puasa dengan mengonsumsi kurma, buah dan air mineral.
“Gula alami dari buah akan membuat tubuh merasa telah makan. Anda tidak akan merasa kelaparan, dan Anda cenderung tidak akan makan berlebih,” kata Qureshi.
Sebaiknya seusai menyantap tajik, Anda beristirahat sejenak lalu bisa menyambungnya dengan menyantap makan malam.