Heboh! Air Urine Bisa Sembuhkan Jerawat, Mitos atau Fakta?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Jagat maya sempat dihebohkan oleh aksi seorang beauty vlogger yang membagikan tips ekstrem pada pengikutnya. Beauty volgger itu menyatakan bahwa air urine bisa menyembuhkan jerawta yang mengganggu di wajah.

Wanita itu merupakan pemilik akun Youtube Crazy Thess. Perempuan asal Filipina itu mulanya stres dengan jerawat yang meradang diwajahnya.

Kemudian, ia mengaku mendengar sebuah tips bahwa air urine bisa meredakan jerawat yang ada di wajah, lho! Hmm, mitos atau fakta ya?

Jawabannya ialah mitos. Menurut medis, air seni tidaklah disarankan dipakai pada jerawat. Seperti melansir The Sun, Dr. Carol Cooper mengatakan bahwa tren perawatan seperti ini sebaiknya dihilangkan.

Urine memang mengandung urea yang bisa bekerja sebagai anti pengeringan dan dapat menghilangkan rasa gatal, tetapi tidak cukup signifikan jika dipakai sebagai perawatan kecantikan.

“Urine sering dijadikan sebagai pengobatan pouler di negara Timur, tetapi tidak ada bukti bahwa bisa menyembuhkan jerawat,” ungkap Dr. Carol.

Lebih lanjut, Carol mengtakan bahwa air urine memiliki banyak bakteri di dalamnya. Itu bahkan bisa membuat wajah mengalami peradangan dan masalah kulit lainnya.

“Urine tidak steril dan berisiko memasukkan bakteri ke dalam kulit saat kondisinya meradang. Perawatan ini harus dihentikan,” ucapnya.

Dengan begitu, urine dinyatakan tak bisa mengobati jerawat dengan baik dan benar. Bahkan, air urine bisa menyebabkan masalah lain pada kulit wajahmu.

Jadi, tak perlu coba-coba ya!

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini