Hal-Hal Yang Harus Menjadi Fokus Pasangan Untuk Keintiman Seksual yang Sehat

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kebanyakan pasangan tidak fokus pada pentingnya keintiman seksual yang sehat dalam suatu hubungan.

Sementara keintiman emosional dianggap sebagai kebutuhan tertinggi di antara pasangan, kesejahteraan seksual sama pentingnya.

Pasangan harus selalu menyeimbangkan kebutuhan seksual, fantasi, dan harapan mereka satu sama lain. Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan pasangan untuk keintiman seksual yang sehat.

Jelaskan Apa yang Diinginkan

Seks adalah tentang apa yang kamu inginkan di tempat tidur. Jadi, dengan asumsi bahwa pasanganmu tahu itu bukan cara yang tepat.

Jelaskan satu sama lain apa yang menggairahkanmu di tempat tidur. Dan ketika kamu mengomunikasikan keinginan dan fantasimu satu sama lain, maka seks secara otomatis menjadi lebih seksi!

Jangan Saling Menekan

Memberi tekanan pada pasanganmu tentang tampil lebih baik atau terlihat baik tidak berhasil saat berhubungan seks hanya akan membuatmu lebih jauh.

Mainkan peranmu dan cobalah untuk membuat dirimu lebih seksual. Sesuaikan dengan tubuh dan sensualitasmu, sehingga pasangan juga menyukainya.

Prioritaskan Waktu Keintiman

Seringkali, di tengah hiruk pikuk kehidupan yang sibuk, pasangan lupa menghabiskan waktu bersama di tempat tidur atau hanya lelah untuk melakukannya.

Tapi, memprioritaskan waktu intim bersama bisa membuat perbedaan besar. Ini akan mengajarimu dan pasangan mengapa berpelukan atau berhubungan seks sama pentingnya dengan mengatakan, ‘Aku mencintaimu’.

Jangan Terburu-Buru

Jangan pernah terburu-buru untuk mencapai klimaks. Ini adalah halangan yang besar. Cobalah foreplay karena bisa sangat sensual dan membangkitkan gairah.

Pasanganmu akan menyukainya jika kamu menemukan dan memperhatikan bagian sensitif tubuhnya yang mengeluarkan hasrat dan sensualitas.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia Kondisi ketenagakerjaan saat ini menghadirkan berbagai tantangan signifikan yang berdampak pada kesejahteraan pekerja, terutama dalam menghadapi ketidakpastian kerja dan fenomena fleksibilitas yang eksploitatif atau dikenal sebagai flexploitation. Sistem kontrak sementara kerap menjadi salah satu akar permasalahan, karena tidak menjamin kesinambungan pekerjaan. Situasi ini semakin diperburuk oleh rendahnya tingkat upah, yang sering berada di bawah standar kehidupan layak, serta minimnya kenaikan gaji yang menambah beban para pekerja. Selain itu, kurangnya perlindungan sosial, seperti jaminan kesehatan yang tidak memadai, serta lemahnya penegakan hukum memperkuat kondisi precarization atau suatu kerentanan struktural yang terus dialami oleh pekerja. Di sisi lain, keterbatasan sumber daya negara juga menjadi penghambat dalam mendorong pertumbuhan sektor ekonomi kreatif yang potensial, di mana banyak pekerja terjebak dalam tekanan produktivitas tanpa disertai perlindungan hak yang memadai. Dalam konteks ini, generasi muda, termasuk kader-kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dinamika pasar kerja yang semakin eksploitatif. Generasi ini kerap menghadapi kontradiksi antara ekspektasi tinggi terhadap produktivitas dan inovasi dengan realitas kerja yang penuh ketidakpastian. Banyak dari mereka terjebak dalam sistem kerja fleksibel yang eksploitatif, seperti tuntutan kerja tanpa batas waktu dan kontrak sementara tanpa jaminan sosial yang memadai. Akibatnya, kondisi precarization semakin mengakar. Bagi kader GMNI, yang memiliki semangat juang dan idealisme tinggi untuk memperjuangkan keadilan sosial, situasi ini menjadi ironi. Di satu sisi, mereka harus tetap produktif meskipun kondisi kerja tidak mendukung, sementara di sisi lain mereka memikul tanggung jawab moral untuk terus memperjuangkan aspirasi kolektif para pekerja. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kesejahteraan individu, tetapi juga dapat mengikis potensi intelektual, semangat juang, serta daya transformasi generasi muda dalam menciptakan struktur sosial yang lebih adil. Oleh karena itu, peran negara menjadi sangat penting untuk merumuskan kebijakan yang konkret dan menyeluruh. Kebijakan ini harus memastikan pemenuhan hak-hak dasar pekerja, termasuk perlindungan sosial yang layak, serta penegakan regulasi yang konsisten untuk mengurangi ketimpangan dan menghentikan eksploitasi dalam sistem kerja fleksibel. Tanpa langkah nyata tersebut, ketimpangan struktural di pasar tenaga kerja akan terus menjadi ancaman bagi masa depan generasi muda dan stabilitas tatanan sosial secara keseluruhan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini