Efek Jangka Panjang Jika Rutin Mengonsumsi Aspirin

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Aspirin diyakini bisa mengobati peradangan, pereda nyeri, dan penurun demam, terlebih jika mereka yang memiliki penyakit jantung.

Aspirin tidak bisa dikonsumsi secara bebas, mengonsumsi aspirin harus menggunakan resep dokter. Jika terus-menerus mengonsumsi aspirin dapat menyebabkan suatu hal yang buruk dalam tubuh.

Mengonsumsi aspirin dalam jangka waktu yang panjang atau kurang lebih 10 tahun bisa memengaruhi pandangan mata, bisa menambah risiko kebutaan akibat degenerasi makular. Namun, orang tetap saja boleh mengonsumsi aspirin sesuai dosis yang ditentukan oleh dokter.

Dalam sebuah penelitian dari Jurnal American Medical Association sebanyak hampir lima ribu orang diperiksa matanya selama lima tahun sekali dalam jangka waktu 20 tahun dan ditanya tentang mengonsumsi aspirin.

Setelah 15 tahun, partisipan sebanyak 512 orang mengalami degenarasi makular lebih cepat yang mengonsumsi aspirin secara rutin. Para peneliti menyimpulkan mengonsumsi aspirin selama lebih 10 tahun meningkatkan terkena degenerasi makular atau kebutaan sebanyak 200 persen.

Professor kardiologi dari University of California, Dr Gregg Fonarow mengatakan, terlalu cepat untuk menyimpulkan mengonsumsi aspirasi secara rutin dapat menyebabkan kebutaan. Sampel yang dilakukan dalam penelitian ini masih acak dan belum teruji secara klinis. Namun, tidak ada salahnya untuk waspada.

Berdasarkan hasil penelitian, mengonsumsi aspirin dalam jangka panjang dengan kebutaan memiliki hubungan, namun belum ditemukan sebab akibatnya. Dalam mekanisme biologis belum diketahui hubungannya, namun hasil ini dapat menjadi dasar pentingnya alternatif untuk melindungi orang dari serangan jantung dan stroke.

Selain kebutaan atau degenerasi makular, sering mengonsumsi aspirin juga bisa menyebabkan pendarahan internal. Selain itu bisa menyebabkan nyeri perut sampai pendarahan gastrointestinal. Jika terjadi overdosis dalam mengonsumsi aspirin, nafas akan terasa sangat cepat, seperti detak jantung yang berdetak cepat dan terengah-engah.

Overdosis mengonsumsi aspirin juga bisa menyebabkan kejang, pendarahan lambung dengan gejala mual dan muntah. Lalu, akan merasakan gelisah dan ingin terus bergerak tanpa tujuan. Mengalami tuli sementara juga bisa dirasakan bagi mereka yang kecanduan aspirin bahkan bisa mengalami koma.

Namun, jika diminum sesuai anjuran dokter efek samping yang baik akan terasa, seperti pereda sakit kepala dengan cepat. Lalu, pencegahan serangan jantung yang bisa dijadikan pertolongan pertama. Penurunan demam. Bubuk aspirin yang diaplikasikan ke jerawat dapat menyembuhkan jerawat. Karena aspirin adalah anti-inflamasi, obat ini dapat meredakan gigitan serangga.

Kemudian, dapat menghilangkan ketombe. Bagi pecandu alkohol, ini bisa menjadi alternatif untuk mencegah kerusakan hati. Aspirin juga bisa menghambat penyebaran kanker. Serta menghambat pembekuan darah.

Tidak menutup kemungkinan jika aspirin memiliki efek buruk, seperti alergi, iritasi paada perut atau usus, gangguan pencernaan, mual, muntah, mengantuk, pendarahan pada organ dalam. Obat ini juga berbahaya untuk anak-anak, karena dapat menimbulkan gangguan serius seperti sindrom Reye, yaitu penimbunan lemak di otak, hati dan organ tubuh lainnya pada anak.

Selain itu, aspirin juga berbahaya untuk ibu hamil karena akan berpengaruh pada janin yang dikandungnya yang menyebabkan kelainan bawaan, seperti penyakit jantung bawaan dan mengurangi berat badan dari lahir. Hal ini karena aspirin dapat menembus plasenta sehingga mempengaruhi tumbuh kembang janin.

Reporter: Laita Nur Azahra

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

DBD dan Leptospirosis Ancam Warga Jogja di Musim Hujan, Dinkes Tekankan Hal Ini

Mata Indonesia, Yogyakarta - Menjelang musim hujan yang tiba pada Oktober 2024, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja mengimbau masyarakat agar waspada terhadap peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Leptospirosis. Hingga saat ini, sudah tercatat ratusan kasus DBD tersebar di hampir seluruh kelurahan di Jogja.
- Advertisement -

Baca berita yang ini