Dear Bunda, Wajar Gak Sih Merasa Insecure?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sebagai wanita, kerap kali kita membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Alasannya pasti bermula dari rasa tak percaya diri alias insecure.

Rasa tak percaya dir atau insecure sering menghantui para wanita, termasuk ibu rumah tangga. Mereka kerap mempertanyakan apakah hal yang ia kerjakan sudah benar dan sesuai.

Pertanyaan itulah yang menciptakaj rasa tak percaya diri sehingga sering membandingkan diri dengan orang lain.

Lantas, apakah wajar sebagai ibu rumah tangga memiliki perasaan tersebut?

Nania Permatasari Bukit, selaku psikolog mengatakan hal itu merupakan sesuatu yang wajar. Sebab, sebagai wanita dan ibu rumah tangga kita selalu memiliki rasa untuk memberi yang terbaik pada keluarga dan pasangan.

“Itu wajar, bertanya-tanya di dalam kepala apakah saya sudah menjadi pasangan atau ibu yang baik. Tapi kembali lagi, sebaiknya kita berpikir apakah saya baik untuk menilai diri saya seperti itu,” jawab Nania dalam acara Persembahan Untuk Bunda di Mata Milenial Televisi.

Nenia mengatakan hal tepat untuk mengatasi rasa insecure ialah memahami diri sendiri. Dengan begitu, kita akan tahu kemampuan dan tak ingin membandingkan diri sendiri dengan orang lain.

“Dimulai dari mengenali diri sendiri dulu, bisa menerima kekurangan kita, jadi itu, dimulai dari mengenal diri sendiri,” kata Nenia.

Dengan begitu, merasa insecure adalah hal yang wajar. Namun, ada baiknya kita tak berlarut-larut dan mengatasinya dengan memahami diri sendiri agar tak merasa dibandingkan dengan orang lain.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

PKL Teras Malioboro 2: Suara Ketidakadilan di Tengah Penataan Kawasan

Mata Indonesia, Yogyakarta – Sejak relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) dari Malioboro ke Teras Malioboro 2, berbagai persoalan serius mencuat ke permukaan. Kebijakan relokasi yang bertujuan memperindah Malioboro sebagai warisan budaya UNESCO justru meninggalkan jejak keresahan di kalangan pedagang. Lokasi baru yang dinilai kurang layak, fasilitas yang bermasalah, dan pendapatan yang merosot tajam menjadi potret suram perjuangan PKL di tengah upaya mempertahankan hidup.
- Advertisement -

Baca berita yang ini