Daripada Pusingin Blackout alias Mati Lampu, Mending Dengar Lagu Blackout Benaran

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Mati lampu alias ‘blackout’ berjamaah yang terjadi di sebagian pulau Jawa, termasuk wilayah Jabodetabek masih terus menjadi sorotan. Banyak orang masih mengumpat karena merasa dirugikan dengan pemadaman listrik parah tersebut.

Ya, daripada kalian pusing mikirin blackout, sementara PLN juga masih belum memberi kepastian dan jaminan tak terjadi lagi, sudah stop, jangan diambil pusing. Kita tunggu saja aksi pihak-pihak berwenang.

Daripada blackout menguras energi positif kalian, coba rileks saja. Santai gitu lho, sambil kita dengerin lagu-lagu band Blackout benaran. Kali ini, Blackout-nya bukan kaleng-kaleng, asyik dan gak gelap. Yuk!

1. Letoy

Kalian dengarin lagu ini aja nih. Biar nggak letoy kalo lagi mati lampu. Klip-nya juga bikin seger, ada 7 artis cantik di situ tuh. Ada Asmirandah, Arumi Bachsin, Carissa Putri, Julie Estelle, Pevita Pearce, Revalina, dan Tika Putri waktu mereka masih pada muda.

2. Join Kopi

Kalo mati lampu lagi (semoga nggak ya), terus kamu bete, yaudah, dengerin lagu ini sambil benaran seruput kopi. Asik lah!

3. Resiko Orang Cantik

Lagu gabut pas lagi mati lampu. Coba puter lagu ini, terus nyanyikan di dekat teman kalian yang lagi sama pacarnya. Lumayan buat memancing keributan.

4. Selalu Ada

Mati lampu, galau? Udah deh, ini lagu paling pas buatmu! Bener-bener blackout, gelap.

5. Goodbye

Masih galau? Dengerin lagu ini juga deh biar kegalauan kalian bertambah akut. Oh iya, ini lagu dulunya yang bikin Blackout naik daun lho.

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini