Cari Sensasi Lagi, Aldi Taher ‘Ngemis’ Diundang ke Podcast Raffi Ahmad

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTAAldi Taher kembali membuat sensasi. Kali ini dia ‘mengemis’ agar diundang ke podcast Raffi Ahmad.

Belum lama ini, Aldi Taher diundang ke podcast Deddy Corbuzier. Tak sendiri, dia ditemani Dinar Candy sebagai bintang tamu membahas soal maksiat.

Aldi menerima bayaran 3,5 juta Rupiah setelah tampil di podcast Deddy Corbuzier. Tapi, jumlah uang yang diterima tak membuat mantan suami Dewi Perssik itu puasa.

Di Instagram, Aldi Taher meluapkan kekesalannya karena hanya diberikan honor 3,5 juta Rupiah. Menurut dia, uang sebesar itu tak pantas diterimanya mengingat podcast tersebut punya banyak sponsor.

“Uang 3,5 juta yang gue terima dari Dinar Candy uang deal sama produser close the door (channel YouTube Deddy), gw yang ditelpol diundang (jadi) tamu acara komersil, ada branding produk di LCD, dan air mineral di meja, masa iya gue gak dapet apa-apa,” tulis Aldi.

Postingan tersebut menjadi sorotan dan mengundang komentar warganet. Mereka menyebut Aldi Taher terus mencari sensasi.

Tak lama berselang, pria berusia 37 tahun itu kembali mencari sensasi. Kali ini dia ‘mengemis’ diundang ke podcast Raffi Ahmad.

“raffi ahmad elu ga butuh bintang tamu kaya gw di podcast elu? itung2 bantu temen,” tulis Aldi Taher, di Instastory.

Tak hanya itu, dia juga ‘mengemis’ pekerjaan menjadi penyiar radio kenamaan, Prambors, di feed Instagramnya.

“Radio Prambors, kalian nggak butuh penyiar kayak gw Liam Gallagher-nya Indonesia,” tulisnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Wujudkan Data Statistik Berkualitas untuk Pembangunan, Pemkab Sleman Susun Roadmap Pembangunan Statistik Sektoral Tahun 2025-2045

Mata Indonesia, Sleman – Penyelenggaraan statistik sektoral di Kabupaten Sleman perlu diperkuat guna menghasilkan data statistik sektoral yang akurat, mutakhir, terintegrasi, akuntabel, mudah diakses dan berkelanjutan, sehingga perencanaan pembangunan dapat dilakukan secara lebih tepat, terukur, dan tepat sasaran. Dengan demikian, kebijakan dan strategi penyelenggaraan statistik sektoral secara terinci akan dapat mewujudkan hal tersebut.
- Advertisement -

Baca berita yang ini