MATA INDONESIA, JAKARTA – Meski Pandemik melanda Indonesia, kedai kopi di Tanah Air kian tumbuh subur. Fenomena ini ditandai dengan kemunculan merek-merek kopi baru, seperti Kopi Kenangan, Janji Kopi, Kopi Kenceng, Fore Coffee, dan lainnya.
Para pemain baru berlomba-lomba melebarkan sayapnya dengan menambah jumlah gerai cabang. Kopi Kenangan, misalnya, tengah giat menambah gerai baru. Dikutip dari laman resmi kopikenangan.com, kedai kopi ini bakal segera membuka sekitar 30 gerai baru di Jabodetabek.
Nah, demikian juga dengan kedai kopi. Rata-rata mereka mengubah desain tempatnya supaya lebih nyaman dan tentunya Instagramable. Hal ini supaya customer betah dan ingin berlama-lama berada di kedai tersebut juga agar Customer tidak cepat bosan.
Salah satu Coffe Shop di daerah Kalisari Lapan Jakarta Timur, Coffe Shop WeJie, sebelum pandemik menyerang Indonesia, memilih menyediakan live musik. Head Bar WeJie Coffe Defan Derek Frans menjelaskan bahwa cara Wejie untuk menghibur para Customer yang datang ke kedai akan mendengarkan dan menonton live musik. ”Biar nggak bosan. Dulu sebelum pandemik, live musik setiap hari Jumat dan Sabtu. Kalau sekarang konsepnya diubah. Barista menjadi andalan untuk mengaet pelanggan. Mereka akan sering berinteraksi terutama mengajak ngobrol para pelanggan,” katanya.
Tidak jauh berbeda dengan cara yang dilakukan Wejie, Kedai Cerita Coffe yang berada di daerah Tebet Timur Dalam III juga memilih mengutamakan pendekatan pelayanan.”Barista jadi teman ngobrol,” ujar Rahma Yunita, Barista Cerita Cofee.
Namun menurut Rahma, pelanggan biasanya mencari jaringan wifi yang kencang. ”Rata-rata pelanggan pasti menanyakan wifi,” katanya.
Satu jam pelanggan nongkrong di kedai kopinya, mereka bisa menghabiskan dua gelas kopi plus makanan ringan. ”Biasanya mereka ngobrol, buka laptop sambil mengunyah makanan ringan,” katanya.
Kedai Coffe Kohi Kato lebih mengutamakan inovasi dan kreasi pada menu. Dhika Aburizal, pemilik Kohi Kato menjelaskan pihaknya melakukan berbagai inovasi supaya customer betah dan kembali lagi ke kafenya. ”Promo sih yang rata-rata dicari pelanggan,” katanya.
Di kafe ini tak ada musik. Suasananya hening dan tenang. ”Kami jamin pelayanan optimal, supaya pelanggan balik lagi kesini,” katanya.
Karena tak ada musik, pelanggan pun bebas ngobrol tanpa terganggu suara musik.
Reporter: Anggitasari Prasetyani