BLACKPINK ‘Shut Down’ Diduga Jiplak Video Musik dari Girl Group Hong Kong

Baca Juga

MATA INDONESIA, SEOUL – BLACKPINK belum lama ini meluncurkan video musik barunya yang mewakili comebacknya yang bertajuk ‘Born Pink’. Video musik itu berjudulkan ‘Shut Down’.

Namun, beberapa netizen menduga bahwa video musik BLACKPINK ‘Shut Down’ telah menjiplak dari girl group asal Hong Kong, COLLAR.

Melansir dari KBIZoom, netizen menunjukkan beberapa adegan di ‘Shut Down’ yang mirip dengan video musik COLLAR berjudulkan ‘OFF/ON’ yang sudah dirilis lebih dulu sebelum ‘Shut Down’. Hal ini pun memicu kontroversi.

Beberapa adegan itu ada kemiripan dalam adegan di mana seorang anggota duduk di bak mandi. Selain itu juga ada adegan mengemudi mobil.

Adegan bak mandi (Kiri: Shut Down, Kanan: Off/On). (Foto: KBIZoom)

Bahkan koreografi dengan jari menunjuk ke bawah serta topi bulu diperdebatkan karena memiliki persamaan. Netizen pun menolak untuk percaya dan mengatakan bahwa ini hanyalah kebetulan.

Koreografi ‘Shut Down’ dan ‘Off/On’. (Foto: KBIZoom)

Beberapa netizen juga berpendapat bahwa adegan di ‘Shut Down’ adalah referensi ke video musik BLACKPINK sendiri dari sebelum-sebelumnya. Jadi tak ada hubungannya dengan COLLAR.

Sementara itu, ini bukan pertama kalinya BLACKPINK alami kontroversi di tahun ini. Sebelumnya, grup yang beranggotakan empat orang ini juga diduga melakukan plagiarisme.

Pada awal Agustus, konsep AI virtual dalam musik video ‘Ready For Love’ BLACKPINK dituduh telah menjiplak konsep merek dagang aespa.

Selain itu juga pada 19 Agustus, single pra-rilis BLACKPINK ‘Pink Venom‘ menuai kontroversi karena kemiripannya dengan beberapa lagu barat. Disebutkan lagunya terdengar mirip dengan ‘Pon de Replay’ milik Rihanna, ‘Kick in the Door’ milik Notorious BIG, dan ‘P.I.M.P’ milik 50 Cent dalam lirik dan melodinya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Wujudkan Pilkada Damai, Masyarakat Harus Lebih Bijak Gunakan Media Sosial

Jakarta - Masyarakat perlu lebih bijak dalam menggunakan media sosial untuk mewujudkan Pilkada Serentak 2024 yang Damai. Pusat Riset Politik...
- Advertisement -

Baca berita yang ini