Bintang ‘Snow White’ Angkat Bicara Soal Kontroversi Casting Halle Bailey untuk Film Disney ‘The Little Mermaid’

Baca Juga

MATA INDONESIA, LOS ANGELES – Aktris utama Disney ‘Snow White’, Rachel Zegler, belum lama ini angkat bicara soal casting Halle Bailey untuk film live-action ‘The Little Mermaid’. Ia membela Halle di tengah kontroversinya itu.

Mengutip dari KBIZoom, Rachel telah menerima kritikan serupa atas perannya sebagai Putri Salju. Secara langsung, ia juga menanggapi komentar negatif tentang situasi tersebut.

Kontroversi muncul secara online yang mana netizen menanyakan kenapa seorang aktris Latin dipilih untuk memerankan Putri Salju. Seperti yang sudah kita ketahui, karakter Snow White diwakili oleh kulitnya yang putih.

Kontroversi ini mirip dengan situasi ‘The Little Mermaid‘, di mana Disney memicu reaksi beragam dengan memilih Halle Bailey yang merupakan aktris berkulit gelap sebagai Ariel. Sedangkan karakter Ariel ini juga diketahui berkulit putih yang mana film animasinya dirilis pada 1989.

Rachel pun meninggalkan balasan langsung ke postingan netizen yang mengkritik casting Halle di Twitter.

“Jika Anda tidak mendukung gadisku, Halle, yang merupakan Ariel yang sempurna, (maka) Anda tak mendukung salah satu dari kami,” cuitnya.

Sementara itu, jumlah ketidaksukaan pada video trailer ‘The Little Mermaid’ telah melampaui 2,7 juta. Berbanding terbalik dengan jumlah disukainya, yakni 1,15 juta.

Ini berarti trailernya telah menghasilkan lebih banyak reaksi negatif daripada positif. Ketidakpuasan publik terhadap casting Halle Bailey melonjak.

Di sisi lain, syuting untuk ‘The Little Mermaid’ sudah rampung di pulau Sardinia Italia pada Juli 2021 lalu. Film ini dijadwalkan akan rilis di bioskop pada 26 Mei 2023.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini