MATA INDONESIA, NEW DELHI – Pada bulan Agustus 2022, seminggu setelah rilis Laal Singh Chadda, adaptasi Bollywood dari Forrest Gump, terdapat sebuah akun twitter yang mentweet tagar #Urduwood hingga menjadi tren.
Tweet tersebut berbunyi “Terimakasih kepada semua yang telah menerima istilah ini untuk secara akurat mendefinisikan komplotan pedofil anti-nasional, anti-Hindu yang mengambil uang Anda untuk menghancurkan Anda.” Tweet tersebut berhasil menerima lebih dari 1.700 retweet dan sekitar 5.800 suka.
Istilah “Urduwood” adalah istilah yang merendahkan dan populer dikalangan media sosial dan politisi sayap kanan. Urdu adalah bahasa India dengan aksara Persia-Arab, dan bahasa nasional Pakistan. Oleh karena itu, hal tersebut dikaitkan dengan muslim dan penggunaannya adalah cara untuk mengklaim bahwa industri film adalah “Hinduphobic”.
Selama beberapa dekade, industri film Bollywood menjadi salah satu tayangan paling populer di India. Namun konsolidasi nasionalisme Hindu di bawah Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa telah menandai pergeseran budaya.
Aktor Bollywood Swara bhasker mengatakan “ Bollywood adalah industri dimana Muslim memiliki representasi dan kesuksesan, yang mengganggu hak hindu.”
Bhasker sendiri telah berulang kali menjadi sasaran kemarahan sayap kanan, termasuk ancaman pembunuhan. Ia menambahkan “Jika media massa hiburan yang populer secara organik sekuler, pluralistik, dan beragam, maka untuk memajukan agenda mereka tentang negara Hindu dan mendiskreditkan sekularisme, mereka harus mendiskreditkan itu.”