Begini Risiko Penderita Jantung terhadap Covid-19

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Virus Covid-19 bisa menginfeksi orang yang memiliki komorbid atau penyakit bawaan seperti jantung. Hal tersebut memicu risiko kematian lebih tinggi dibanding orang tanpa penyakit penyerta.

Bagi pasien akibat Covid-19 yang memiliki komorbid jantung, virus tersebut dapat dengan mudahnya masuk ke organ jantung lalu menyebar. Dengan penyakit bawaan ini juga menjadi rentan sehingga menyebabkan kematian terbanyak.

Menurut dokter Fitranti, yang dilansir dari website RSUD dr. Iskak Tulungagung, virus corona itu seribu wajah. Artinya gejala tidak spesifik serta bisa menyerang ke sejumlah organ tubuh.

Namun, penderita sakit jantung bukan berarti mudah tertular Covid-19. Menurut profesor Fakultas Kedokteran di University Of Minnesota, itu bisa terjadi karena penderita jantung lebih cenderung mengalami komplikasi begitu mereka terinfeksi.

Terlebih lagi, orang dengan penyakit jantung memiliki sistem imun yang kurang baik. Virus Covid-19 ini menyerang saluran pernapasan manusia, kemudian ke paru-paru lalu masuk ke jantung.

Gejala

Dilansir dari awalbros, menurut dr. Dasdo Antonius Sinaga, SpJP (K) selaku Dokter Spesialis  Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Kardiologi Intervensi, penderita sakit jantung memiliki risiko terjadinya infeksi yang lebih berat dan risiko kematian yang 2-3x lipat lebih tinggi dibandingkan pasien tanpa penyakit jantung. Risiko lain bisa terjadi pada pasien usia 65 tahun ke atas, penderita darah tinggi, penyakit ginjal, penyakit paru-paru kronis, dan penyakit gangguan kekebalan tubuh.

Penderita jantung tentu bermasalah terhadap risiko terkena Covid-19, karena tanpa adanya infeksi saja, kemampuan fisik nya sudah menurun dengan adanya gejala nyeri di dada dan sesak napas. Jantung yang tidak sehat tidak bisa mencukupi kebutuhan tubuh sehari-hari.

Saat terinfeksi virus Covid-19 yang mana gejala terbesarnya ialah demam menyebabkan metabolisme tubuh meningkat. Sehingga itulah yang membuat tubuh menjadi lelah, ditambah lagi adanya kebutuhan oksigen, batuk dan produksi lendir di saluran napas. Akibatnya penyembuhan lebih sulit dan risiko kematian lebih tinggi.

Dr. Dasdo juga mengatakan, virus SARS-CoV-2 masuk ke dalam sel melalui reseptor ACE2 (Angiotensin -Converting Enzyme). Reseptor ini juga banyak terdapat pada organ jantung dan lapisan endotelium pembuluh darah. Secara ilmiah, bisa dijelaskan bahwa SARS-CoV-2 secara langsung merusak organ jantung.

Berdasarkan pernyataan British Congenital Cardiac Association, ditemukan beberapa kondisi pasien dengan penyakit jantung bawaan yang berpotensi mengalami risiko berat pada infeksi COVID-19:

  • Pasien dengan kondisi satu buah ventrikel pasca menjalani prosedur fontan.
  • Pasien dengan sianotik kronik (saturasi oksigen persisten di bawah 85%).
  • Kardiomiopati berat dengan penurunan fungsi jantung.
  • Penyakit jantung kongenital signifikan yang belum terkoreksi (contoh: defek septum ventrikel).
  • Penyakit jantung bawaan dengan penyakit penyerta yang mengganggu (contoh: penyakit paru kronis, liver kronis).
  • Penyakit jantung bawaan disertai gangguan imun pada kondisi Sindrom Down, Sindrom DiGeorge, hingga Sindrom Asplenia.

Tanda Virus Corona Telah Menyerang Jantung

  1. Kelelahan akut

Di antara orang-orang yang terinfeksi virus COVID-19, kelelahan akut sering dilaporkan sebagai gejala yang dialami. Pada saat itu jantung bekerja terus menerus untuk mengatur aliran darah, maka dari itu kondisi tersebut benar-benar bisa membuat seseorang merasa lelah dan mengalami detak jantung yang tidak teratur.

  1. Saturasi oksigen

Tanda gangguan jantung lainnya adalah saturasi oksigen yang rendah. Komplikasi dapat terjadi ketika virus menghalangi aliran darah membawa oksigen ke dalam tubuh. Gangguan apapun pada aliran darah dapat menyebabkan penggumpalan, meningkatkan peradangan, dan mempersulit jantung untuk melakukan fungsinya.

  1. Nyeri dada

Rasa nyeri di  bagian dada yang disertai dengan kesulitan bernapas bisa jadi tanda umum adanya kerusakan pada fungsi organ jantung. Hal serupa juga menjadi awalan pada kasus serangan jantung.

  1. Sindrom takikardia

POTS (Postural Orthostatic Tachycardia Syndrome) atau Sindrom Takikardia Ortostatik Postural. POTS adalah kondisi yang dapat merusak sistem saraf dan menyebabkan ketidakseimbangan pada jantung. Gejala utamanya meliputi pusing, pingsan, peningkatan detak jantung yang cepat serta perasaan menjadi tidak nyaman.

Upaya Pencegahan

Upayakan pencegahan dengan menjaga pasien yang menderita penyakit jantung, dengan cara mencegah dalam pertemuan dengan banyak orang. Selalu memproteksi diri dengan menggunakan protokol kesehatan dan konsultasi kepada dokter untuk lebih jelasnya.

Bagaimana untuk vaksinasi?

Terkait dengan penyakit jantung, pada dasarnya bisa mendapat vaksin Covid-19. Akan tetapi terlebih dahulu penyakit tersebut sudah terkontrol atau belum. Sebaiknya meminta persetujuan dari dokter. Perlu rekomendasi juga dengan obat-obatan yang diberikan.

Pada intinya, semua orang bisa terjangkit virus Covid-19. Tetap menjaga kebersihan dengan pola hidup yang sehat.

Reporter: Annisaa Rahmah

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sam’ani-Bellinda Bakal Fasilitasi Pegiat Seni Lokal Kudus, Pengamat: Gagasan yang Visioner

JAWA TENGAH - Calon Bupati dan Wakil Bupati (Cabup-Cawabup) Kabupaten Kudus Sam'ani-Bellinda membawa visi-misi untuk memfasilitasi pegiat seni lokal...
- Advertisement -

Baca berita yang ini