Merasa Denyut Jantung Tak Beraturan? Mungkin Ini Penyebabnya

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Fibrilasi Atrium atau Atrial Fibrilasi adalah kondisi di mana denyut jantung tidak beraturan. Yang dirasakan oleh penderita Atrial Fibrilasi yaitu lemas, jantung berdebar, dan sesak napas.

Atrial Fibrilasi dapat terjadi pada perempuan maupun laki-laki, seiring bertambahnya usia risikonya cenderung akan meningkat.

Bagaimana keadaan normalnya?

Pada keadaan normalnya, denyut jantung berdetak dengan irama beraturan agar dapat mengalirkan darah dari serambi (atrium) jantung ke bilik (ventrikel) jantung yang selanjutnya dialirkan ke paru-paru atau seluruh tubuh. Denyut jantung yang normal berkisar antara 60-100 kali per menit dengan irama yang teratur. Sedangkan bagi penderita fibrilasi atrium, irama dari denyut jantung nya bisa lebih dari 100 kali per menit.

Penyebab Fibrilasi Atrium

  1. Tekanan darah tinggi (hipertensi)

Penyakit tekanan darah tinggi, kondisi ini dapat mengakibatkan komplikasi kesehatan sekaligus meningkatkan risiko terjadinya stroke, penyakit jantung, bahkan kematian.

  1. Serangan jantung

Gangguan pada denyut jantung secara serius ketika otot jantung tidak lagi mendapat aliran darah.

  1. Penyakit jantung koroner

Kondisi ketika aliran darah menuju jantung terhambat. Terjadi karena adanya penyumbatan pembuluh darah arteri. Penyumbatan ini terjadi karena ada penumpukan kolesterol yang membentuk plak di dalam pembuluh arteri.

  1. Penyakit katup jantung

Jantung  ibarat pompa dengan empat bilik dan empat katup. Setiap katup ini memiliki flap yang bekerja layaknya pintu yang buka tutup untuk memastikan pasokan darah ke jantung sampai memadai termasuk ke otot jantung.

Gejala Fibrilasi Atrium

  1. Palpitasi

Jantung berdegup kencang, atau dikenalnya sebagai jantung berdebar. Kondisi ini bisa dialami siapapun, walaupun seringkali ini tidak membahayakan. Akan tetapi perlu diwaspadai, khawatir beberapa penyakit menimbulkan gejala ini.

  1. Mudah lelah

Rasa lelah biasanya ditandai dengan tidak adanya energi untuk melakukan aktivitas. Namun, lelah yang tak kunjung hilang bisa muncul sebagai kondisi medis tertentu.

  1. Sinkop

Alias pingsan, kondisi di mana tekanan darah terlalu rendah, sehingga jantung tidak cukup memompa pasokan oksigen ke otak.

Faktor risiko:

Usia: ketika usia orang semakin tua, maka risiko untuk mengalami fibrilasi atrium akan semakin  meningkat.

Riwayat penyakit jantung: seseorang dengan penyakit jantung, seperti penyakit jantung koroner, penyakit katup jantung, atau riwayat penyakit jantung dapat kemungkinan lebih tinggi untuk mengalami fibrilasi atrium.

Tekanan darah tinggi: jika memiliki tekanan darah tinggi, serta punya pola hidup yang tidak dijaga maka akan meningkatkan kemungkinan fibrilasi atrium.

Obesitas: kelebihan berat badan kerap kaitannya dengan fibrilasi atrial. Sehingga penting sekali untuk menjaga pola makan, karena obesitas dapat menjadi faktor risiko atas fibrilasi atrium.

Pencegahan

Fibrilasi Atrium dapat dicegah jika kita menerapkan gaya hidup sehat. Di antaranya:

  • Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi
  • Olahraga teratur
  • Menghindari rokok
  • Menjaga berat badan tetap ideal
  • Mengurangi asupan kafein dan alkohol
  • Mengurangi stres

Pengobatan

Sebenarnya cara mengobati dan menangani penyakit Fibrilasi Atrium tergantung sudah berapa lama pasien mengalami nya dan seberapa buruk gejalanya.

  1. Memperbaiki ritme jantung normal.

Gunanya untuk menormalkan untuk membuat ritme jantung menjadi teratur. Dengan cara kardioversi elektrik atau pemberitan kejut listrik ke jantung melalui tempelan di dada untuk mengatur denyut jantung normal kembali.

  1. Kardioversi dengan obat-obatan.

Dokter dapat memberi obat anti-aritmia. Sebelumnya, pasien akan mendapat obat-obat pengencer darah untuk mengurangi risiko stroke dan penyumbatan darah. Obat tersebut di antaranya Sotalol, Amiodarone, dan Flecainide.

Reporter: Annisaa Rahmah

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini