Awas! Konsumsi Nasi Setiap Hari Dapat Memicu Diabetes

Baca Juga

MATA INDONESIA,JAKARTA- Kurang lengkap rasanya bagi masyarakat Indonesia kalau tidak ada nasi sebagai hidangan pokok. Namun, tahukah kalian terlalu sering mengkosumsi nasi dapat memicu datangnya penyakit diabetes? Hal tersebut karena nasi putih memiliki indeks glikemik yang sangat tinggi.

Indeks glikemik diketahui sebagai proses tubuh mengubah karbohidat menjadi gula yang nantinya akan diserap ke dalam aliran tubuh seseorang. Indeks tersebut bisa dikatakan aman jika berada di bawah 55, bila diatas 70 itu akan sangat berbahaya.

Untuk kalian yang terkena penyakit diabetes disarankan mengkosumsi nasi dengan indeks glikemik yang rendah.

Seseorang yang terkena penyakit diabetes, dihimbau untuk mengkosumsi kaborhidat atau nasi tidak lebih dari 45 gram hingga 60 gram. Lalu, apa penyakit atau bahaya lain jika seseorang mengkosumsi nasi secara berlebihan? Mari simak baik baik di bawah ini :

1. Sembelit

Jika seseorang mengonsumsi nasi secara berlebihan akan menyebabkan sembelit. Hal tersebut terjadi karena penumpukan karbohidrat yang berlebih dalam sistem pencernaan. Kandungan alium yang ada pada karbohidrat tidak mudah cair sehingga menyebabkan seseorang mengalami sembelit.

2. Kelelahan

Konsumsi nasi secara berlebih juga dapat menyebabkan tubuh menjadi cepat lelah karena karbohidrat bisa menaikkan kadar gula darah. Selanjutnya, tubuh akan mengalami obesitas.

3. Penyakit Jantung

Mungkin penyakit jantung terasa asing didengar untuk pengunaan nasi secara berlebih. Namun, penyakit mematikan tersebut akan datang bila kalian sudah terkena diabetes.

Reporter : R Al Redho Radja S

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

PKL Teras Malioboro 2: Suara Ketidakadilan di Tengah Penataan Kawasan

Mata Indonesia, Yogyakarta – Sejak relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) dari Malioboro ke Teras Malioboro 2, berbagai persoalan serius mencuat ke permukaan. Kebijakan relokasi yang bertujuan memperindah Malioboro sebagai warisan budaya UNESCO justru meninggalkan jejak keresahan di kalangan pedagang. Lokasi baru yang dinilai kurang layak, fasilitas yang bermasalah, dan pendapatan yang merosot tajam menjadi potret suram perjuangan PKL di tengah upaya mempertahankan hidup.
- Advertisement -

Baca berita yang ini