Mata Indonesia, Jakarta – Urusan kuning telur boleh dibilang sering mengundang pro kontra. Apalagi di dunia medsos. Yang membingungkan, baik yang pro maupun yang kontra, punya jalan pikiran dan pakarnya masing-masing.
Belum lama ini, di dunia medsos beredar cerita seorang ahli jantung dari sebuah universitas terkenal Indonesia, disebut bernama dr. Matiadi Sirait yang konon telah menemukan cara menormalkan tekanan darah tinggi dengan cara mengonsumsi kuning telur. Konten unggahan tersebut disertai tautan hasil wawancara dengan sang dokter.
Sontak saja, konten ini disambut hangat oleh para pengidap darah tinggi dan penggemar telur. Tapi apa iya demikian? Ternyata hoaks! Blas!
Sebenarnya cara paling bijak untuk memahami duduk perkara kuning telur, bisa dilakukan dengan melihat kandungannya. Para ahli mengidentifikasi bahwa satu butir telur, rata-rata mengandung 72 kalori. Sebanyak 17 kalori ada dalam putih telur dan sisanya yakni 55 kalori tersimpan dalam kuning telur. Kuning telur, mengandung sekitar 180-200 miligram kolesterol dan 6 miligram lemak.
Inilah alasan utama mengapa kuning telur ditakuti dan dihindari banyak orang. Sebab efek kolestrolnya bisa menyerang ke mana-mana. Pandangan paling ekstrim tentang hal ini bisa ditemukan pada pendapat Dr. David Spence dari University of Western Ontario, London. Ia menjelaskan bahaya memakan kuning telur terbukti meningkatkan Aterosklerosis atau penebalan dinding arteri, persis seperti yang ditemukan di para perokok.
Ia tentu tak sembarangan ngomong. Kesimpulan tersebut didapatnya lewat penelitian terhadap 1.231 pria dan wanita. Hasilnya, sebanyak dua pertiga responden pemakan telur mempunyai peningkatan penumpukan plak karotid di arterinya.
Pandangan lain mengemukakan, Dampak mengonsumsi kuning telur terhadap peningkatan kolesterol dalam darah, sebenarnya nggak gitu-gitu amat. Jika dimakan dalam jumlah yang wajar, kuning telur justru mengandung nutrisi yang dapat melindungi kesehatan jantung, yaitu kolin.
Para ahli mengidentifikasi Kolin sebagai nutrisi yang dapat membantu perkembangan otak dan sistem saraf, serta melindungi jantung. Nutrisi ini berhubungan dengan kadar homosistein dalam darah. Jika kadar homosistein dalam darah meningkat, risiko penyakit jantung juga ikut meningkat.
Kadar homosistein yang tinggi dalam darah dapat memicu pengembangan aterosklerosis dan trombogenesis, yang mengarah pada penyakit jantung. Nah, kolin membantu tubuh dalam menurunkan kadar homosistein dalam darah, dengan cara mengubahnya menjadi asam amino metionin yang dibutuhkan tubuh. Dengan adanya kolin, kadar homosistein dalam darah bisa dikontrol dan tidak meningkat, sehingga risiko penyakit jantung pun menurun.
Jadi bagaimana urusannya? Bagi yang tidak mengidap kolesterol tinggi, penyakit jantung, atau diabetes, mengonsumsi kuning telur setiap hari sebenarnya tidak masalah – asal tidak lebih dari 300 miligram per hari.
Namun, bagi yang sudah mengidap kolesterol tinggi, penyakit jantung, atau diabetes. Mengonsumsi kuning telur harus lebih berhati-hati. Sebaiknya paling banyak tiga dalam seminggu.