MATA INDONESIA, JAKARTA – Akrilamida adalah senyawa berbahaya yang muncul bila gorengan terlalu lama digoreng dalam minyak. Dokter dan ahli gizi dr Tan Shot Yen menegaskan bahwa senyawa tersebut timbul karena proses penggorengan pada makanan. Intinya, akrilamida merupakan senyawa hasil menggoreng karbohidrat.
“Semua yang ada kandungan karbo akan jadi akrilamida. Termasuk tempe dan tahu,” kata Tan.
Selain itu, bahan pangan yang mengandung pati seperti tepung dan ubi juga akan menghasilkan senyawa yang sama. Hal serupa juga dikatakan oleh Tan dalam akun instagramnya @drtanshotyen.
“Bahan pangan berpati, digoreng, dipanggang dengan suhu tinggi menyebabkan reaksi antar gula dan asam amino yang menghasilkan Acrylamide,” kata dr Tan.
Pada laman Badan Obat dan Makanan AS (FDA), akrilamida merupakan senyawa kimia yang dapat terbentuk pada makanan selama diproses menggunakan temperatur tinggi, seperti digoreng dan dipanggang.
Menurut penelitian, jumlah senyawa akrilamida yang tinggi bisa menyebabkan kanker pada hewan. Namun hal ini bukan berarti mewajibkan untuk berhenti mengonsumsi makanan yang diproses dengan digoreng atau panggang.
Melihat hal ini, upaya yang bisa dilakukan adalah menjaga untuk menerapkan pola makan sehat. Mengonsumsi buah, sayur, ikan, kacang-kacangan dan susu bisa diterapkan. Selain itu, pembatasan konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh, lemak trans, kolesterol, garam dan gula tambahan.
Selain itu, pengurangan risiko akibat makanan yang digoreng yaitu dengan membuatnya sendiri di rumah, supaya bahan yang digunakan bisa dikontrol. Maka, minyak yang digunakan sebaiknya bisa tahan terhadap suhu tinggi seperti yang terbuat dari lemak jenuh dan tidak jenuh tunggal. Alasannya, karena minyak yang tahan terhadap suhu tinggi bisa mengurangi kadar akrilamida yang terbentuk.