Warisan Ratu Elizabeth II dari Berlian, Tanah, hingga Angsa

Baca Juga

MATA INDONESIA, LONDON – Sebagai perempuan terkaya di Inggris, Ratu Elizabeth II meninggalkan banyak harta kekayaan. Ia mewarisi berbagai istana, perhiasan, dan lahan perkebunan.

Warisan ini jatuh kepada puteranya, Raja Charles III. Lalu, apa yang yang didapat Raja Charles III dari mendiang ibunya itu?

Pakaian

Pakaian dan gaun Ratu Elizabeth II luar biasa banyak. Perancang busana Kerajaan Inggris, Sir Norman Hartnell, mengatakan untuk urusan desain dan pakaian, ia dan timnya yang mengurus pakaian Ratu.

Ratu Elizabeth kerap memakai busana biru sehingga beredar spekulasi bahwa warna biru adalah favoritnya. Namun, yang menarik meski ada tim desain dan pakaian, Ratu ternyata mengembangkan gaya busananya sendiri. Dan ini menjadi tren bagi para perempuan elite di dunia.

Ratu Elizabeth II kerap mengenakan sepatu dengan hak setinggi lima sentimeter dan rok di bawah lutut. Pada bagian kelim rok terdapat pemberat guna menghindari kesalahan busana yang tidak patut.

Topi-topi sang Ratu kerap berlingkar kecil serta tinggi. Publik jarang menyaksikan Ratu Elizabeth II tanpa kain kerudung, topi, atau tiara kecuali ia berada di dalam ruangan.

Warna-warna pada busananya adalah warna pastel – kerap kuning lemon atau coral. Busana-busana tersebut cocok baginya dan menjadi semacam contoh bagaimana cara perempuan penguasa berpakaian.

Belum jelas di mana gaun-gaun mendiang Ratu Elizabeth II akan disimpan. Adapun gaun-gaun mendiang Ratu Victoria dan anggota Keluarga Kerajaan lainnya, seperti Diana, Putri Wales, bisa disaksikan di banyak museum.

Tas

Warisan lainnya yang akan diterima Raja Charles III adalah tas jinjing. Ratu selalu membawa tas jinjing yang klop dengan busananya saat menghadiri suatu acara. Bahkan ia membawa tas jinjing ketika diabadikan dalam foto resmi terakhirnya.

Tas-tas sang Ratu dibuat oleh merek Inggris, Launer. Jumlahnya disebut-sebut mencapai 200 dan semuanya dilengkapi tali yang panjang guna memudahkan sang Ratu saat berjabat tangan. Gerald Bodme, pemilik Launer, menyebut mendiang Ratu sebagai “perempuan menyenangkan dengan karisma yang besar”.

“Ratu mengatakan kepada saya dalam banyak kesempatan bahwa ia tidak merasa berbusana lengkap tanpa tas jinjingnya,” papar Bodme kepada BBC.

Soal isi tas Ratu, ada banyak kalangan yang mencoba berspekulasi.

Sejumlah komentator mengeklaim tas Ratu selalu berisi uang kertas 5 pounds yang dilipat untuk kolekte saat misa hari Minggu, gincu, dan sebuah cermin. Lainnya mengeklaim tas Ratu juga berisi sebuah ponsel untuk menghubungi cucu-cucunya.

Tas jinjing Ratu juga disebut-sebut sering dipakai untuk berkomunikasi non-verbal dengan stafnya. Jika ia menempatkan tas di atas meja saat makan malam, misalnya, itu adalah tanda bahwa dia ingin agar acara tersebut berakhir.

Angsa dan Lumba-lumba

Berdasarkan hukum di Inggris, semua angsa putih tanpa tanda kepemilikan di Inggris dan Wales adalah milik Kerajaan.

Setiap tahun sebuah sensus yang disebut dengan istilah upping diterapkan pada semua angsa di Sungai Thames, London. Upping dilakukan sejak abad ke-12, ketika penguasa Kerajaan Inggris mengeklaim semua angsa tanpa tanda kepemilikan di sungai dan danau guna memastikan pasokan daging angsa tersedia jika pihak Kerajaan menggelar pesta.

“Tentu saja zaman sekarang angsa tidak lagi dimakan, tapi sensus bertujuan untuk edukasi dan konservasi,” jelas juru penanda angsa untuk Raja Inggris, David Barber, yang sudah mengemban jabatan tersebut selama 30 tahun.

Selain angsa, lumba-lumba yang ditemukan dalam radius 4,8 kilometer dari pantai juga milik Kerajaan Inggris.

Kepemilikan tersebut berlandaskan aturan hukum pada 1324, ketika Edward II menjabat raja. Aturan itu menyebut: “Raja memiliki lumba-lumba dan sturgeon yang diambil di laut atau di tempat lain di dalam wilayah kerajaan.”

Aturan itu masih berlaku hingga saat ini. Bahkan paus dan lumba-lumba masih disebut sebagai ‘Ikan-ikan Kerajaan”.

Saat Ratu Elizabeth II wafat, Raja Charles III mewarisi banyak sekali angsa dan lumba-lumba di kerajaannya.

Kuda

Bukan rahasia lagi bahwa Ratu Elizabeth II sangat menyayangi anjing. Bahkan, ia disebut telah memiliki lebih dari 30 anjing corgi sepanjang hidupnya. Tapi ada hewan lain yang mencuri hatinya: dia diyakini memiliki kuda dalam jumlah yang lebih banyak.

Sang Ratu belajar menunggang kuda poni Shetland bernama Peggy, hadiah untuk ulang tahun keempatnya dari kakeknya, George V.

Kemudian, dia mewarisi Royal Stud, pusat penangkaran kuda pacu di Sandringham, yang menghasilkan banyak kuda pemenang.

Pelatih Sir Michael Stoute, yang mengawasi lebih dari 100 kuda pemenang untuk Kerajaan, mengatakan bahwa dirinya senang bekerja untuk sang Ratu.

“Saya menemukan bahwa pelatihan untuk Ratu tanpa tekanan, karena pemahamannya, pengetahuannya yang mendalam, dan kehausannya akan pengetahuan,” katanya.

Mendiang Ratu sering menamai kudanya untuk memberikan pesan yang jelas – seperti Kewajiban Terikat, Konstitusi, dan Kerahasiaan.

“Salah satu contoh kecil dari perhatian Ratu pada hal-hal detil adalah ia tidak pernah memakai parfum ketika mengunjungi lapangan untuk melihat kuda-kudanya, karena dapat merangsang kuda-kuda muda yang sarat testosteron,” kata penyiar Clare Balding, yang kakek, ayah, dan saudara laki-lakinya telah melatih kuda untuk Ratu.

Sebagai pemilik kuda, Ratu Elizabeth II telah memenangkan empat dari lima balapan British Classic.

Mobil

Untuk acara resmi, Ratu menggunakan kereta kuda atau mobil Bentley yang sudah dimodifikasi dan dikemudikan oleh seorang sopir.

Mengemudi adalah salah satu hobi yang dia miliki bersama mendiang suaminya, Pangeran Phillip. Pasangan itu menyukai mobil buatan Jaguar dan Land Rover – sebuah perusahaan Inggris yang sekarang dimiliki oleh konglomerat India, Tata. Sebelum menjadi Ratu, Putri Elizabeth menjadi relawan sopir truk dan montir selama Perang Dunia II.

Dia terkadang menggunakan keterampilan mengemudinya untuk menghibur tamu-tamunya. Pada September 1998, Ratu mengundang Putra Mahkota Abdullah dari Arab Saudi ke Balmoral untuk makan siang. Setelah itu, ia diundang untuk mengunjungi perkebunan seluas 20.000 hektare.

Menurut memoar mantan diplomat Inggris, Sherard Cowper-Coles, Abdullah yang awalnya ragu-ragu kemudian setuju dan duduk di kursi penumpang.

Yang mengejutkan, Ratu naik ke kursi pengemudi dan menyetir di sepanjang dataran tinggi Skotlandia sambil “berbicara sepanjang waktu”.

Abdullah menjadi khawatir dan mendesak Ratu untuk memperlambat laju mobil.

Ini terjadi jauh sebelum perempuan diizinkan mengemudi di Arab Saudi.

Laporan pers Inggris memperkirakan koleksi mobil Ratu bernilai lebih dari USD 10 juta, dan dia memiliki lebih dari 30 Land Rover selama hidupnya.

Properti Kerajaan

Daftar kekayaan yang disusun surat kabar the Sunday Times memperkirakan harta kekayaan pribadi Ratu Elizabeth II bernilai sekitar 370 juta poundsterling atau Rp 6,3 triliun. Sebagian besar harta tersebut berwujud properti, perhiasan, prangko, dan karya seni.

Berbagai properti megah, seperti Kastel Balmoral, dimiliki Keluarga Kerajaan. Sang Ratu juga memiliki banyak kediaman kerajaan dan lahan yang luas. Properti Kerajaan ini tidak bisa dijual, semisal Jalan Regent di London dan arena balap kuda Ascot di Berskhire.

Properti Kerajaan juga mencakup dasar laut hingga sepanjang 12 mil laut dari garis pantai. Ini berarti perusahaan-perusahaan yang hendak membangun pembangkit listrik tenaga angin harus membayar royalti kepada Ratu.

Pada 2017, bagian 15% untuk Ratu dari laba Properti Kerajaan telah ditingkatkan menjadi 25% hingga 10 tahun ke depan. Ini untuk membayar renovasi dan biaya perbaikan Istana Buckingham.

Koleksi Unik

Ratu Elizabeth juga mewarisi barang-barang pribadi dari para pendahulunya, yang disimpan di Royal Collection. Barang-barang itu termasuk gaun pengantin Ratu Victoria.

Ratu Victoria disebut sebagai sosok yang mempopulerkan gaun pengantin putih, yang melambangkan kepatutan dan kesucian. The Royal Collection juga menyimpan baju zirah yang dikenakan oleh Henry VIII.

Dia tidak setuju dengan Paus, membuat Gereja Inggris berpisah dari Vatikan, dan menunjuk dirinya sendiri sebagai kepala gereja. Peran itu lantas diwariskan kepada raja dan ratu Inggris penerusnya.

Perhiasan

Ketika banyak di antara kita memikirkan Keluarga Kerajaan, emas dan berlian yang berkilauan muncul di benak kita. Kerajaan kolonial Inggris adalah yang terbesar dalam sejarah umat manusia sehingga Keluarga Kerajaan bisa memiliki beberapa berlian terbaik.

Bintang Afrika 530,2 karat adalah berlian terbesar di dunia yang menjadi bagian dari tongkat kerajaan.

Kemudian ada berlian Koh-i-Noor diakuisisi oleh Inggris setelah pencaplokan wilayah Punjab pada 1849.

Berlian Kooh I Noor
Berlian Kooh I Noor

Awalnya berlian itu dipakai sebagai bros oleh Ratu Victoria. Belakangan dipasang di mahkota Ratu Alexandra dan kemudian di mahkota untuk penobatan Ibu Suri pada tahun 1937.

Namun, mendiang Ratu paling sering terlihat memakai kalung dan anting mutiara – yang menjadi bagian dari gayanya.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Peran Sentral Santri Perangi Judol di Era Pemerintahan Prabowo-Gibran

Jakarta - Kalangan santri dianggap menjadi salah satu elemen bangsa yang mampu terlibat aktif dalam pemberantasan Judi Online yang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini