MATA INDONESIA, JAKARTA – Penemuan situs-situs besar di wilayah Eropa Timur berhasil mengungkap sejarah menakjubkan dari kota-kota kuno yang telah ada sejak 7.000 tahun silam. Situs tersebut adalah Cucuteni – Trypillia.
Situs besar dari peradaban kuno yang di temukan di wilayah yang kini menjadi Moldova, Ukraina, dan Rumania. Penemuan situs ini membuka kesempatan bagi kita untuk mengetahui kemegahannya.
Peradaban kuno “bak novel fantasi” ini ada di era Neolitik Eropa sejak kisaran tahun 5.500 – 2.750 SM.
Ada yang unik dari Trypillia. Mykhailo Videiko, arkeolog dari Borys Grinchenko Kyiv University di Ukraina, mengatakan bahwa kota-kota kuno dari situs tersebut memiliki teknik konstruksi yang canggih dengan populasi manusia yang besar, yakni melebihi satu juta jiwa.
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Trypillia berhasil menerapkan semua inovasi teknologi pada masanya. Mengenai populasi yang besar, Videiko mengatakan, ini juga menjadi salah satu contoh urbanisasi besar di masa lalu.
Contoh dari inovasi teknologi itu dapat terlihat dari hasil-hasil tembikar (perkakas yang terbuat dari tanah liat) yang ada hiasan dengan warna dan pola. Dan tembikar ini mengalami proses pembakaran di tempat pembakaran yang canggih.
Masyarakat Trypillia juga menerapkan teknik konstruksi untuk mendirikan bangunan seluas 700 meter persegi.
Namun sayangnya, situs Trypillia tutup dua kali, oleh waktu dan kepentingan politik.
Mulanya, penelitian terhadap Trypillia dilakukan oleh Komunis Uni Soviet, yang sengaja mendanai para arkeolog untuk melakukan penggalian. Mereka beranggapan Trypillia dapat menunjukan kesejajaran antara peradaban kuno yang impresif dengan ideologi Marxisme yang mempromosikan masyarakat tanpa kelas.
Komunis Uni Soviet juga menganggap Trypillia sebagai ilustrasi indah dari masyarakat tanpa kelas atau komunisme primitif.
Penggalian yang dalam itu membuat arkeolog suruhan Komunis Uni Soviet menemukan berbagai situs dan bangunan besar dari peradaban Trypillia. Dan ketika penelitian secara lebih mendalam, barulah terungkap bahwa masyarakat tanpa kelas hanyalah Utopia dan khayalan saja.
Segalanya berubah drastis. Sehingga muncullah pertanyaan di benak para petinggi Komunis Uni Soviet, ”Apakah mungkin semua bangunan ini dapat di buat oleh masyarakat tanpa kelas?”.
Bermula dari sana, penemuan situs Trypillia kemudian tutup. Namun, berbagai buku tentang hasil penelitian peradaban Trypillia secara mendalam dipublikasikan di luar negeri.
Meski begitu, Videiko mengatakan bahwa buku-buku tersebut tidak terpublikasi ke Ukraina. Hampir tidak ada seorang pun yang mengetahuinya, jikalau mungkin tahu, mereka pasti akan diam.
Kini, warisan dari peradaban Trypillia sengaja hidup kembali melalui dunia mode. Svitlana Bevza, Desainer asal Ukraina, sengaja menggunakan budaya kuno wanita Trypillia untuk memperkenalkan budaya tersebut pada dunia.
Ia meniru cara berbusana wanita Trypillia dan membuat perhiasan-perhiasannya seagai bentuk penghargaan akan keindahan budaya masa lalu. Svitlana memiliki alasan mengapa ia memilih untuk menggunakan budaya kuno, karena itu sebagai wujud penghormatan terhadap wanita.
Reporter: Intan Nadhira Safitri