MATA INDONESIA, JAKARTA – Film Godzilla vs Kong saat ini sedang ditayangkan di sejumlah bioskop di Indonesia. Sosok Godzilla di Indonesia sudah tak asing lagi. Waralaba monster besar atau kaiju asal Jepang tersebut merupakan pemecah rekor dunia sebagai franchise terpanjang yaitu sejak tahun 1954 hingga saat ini.
Godzilla pertama kali dirilis dalam format film tahun 1950-an di Jepang. Film ini menggambarkan teknologi nuklir yang mengganggu keseimbangan alam. Monster besar ini merupakan sindiran kondisi Jepang setelah bom atom menghancurkan dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia kedua.
Namun, kisah Godzilla ini terinspirasi dari kejadian yang muncul pada Maret 1954. Saat itu Amerika Serikat (AS) melakukan uji coba nuklir di Atol Bikini, Kepulauan Marshal, Lautan Pasifik. Uji coba ini merupakan rangkaian percobaan nuklir antara tahun 1947 hingga 1958. AS saat itu sedang perlombaan senjata nuklir dengan Uni Soviet.
Sebelum program uji coba nuklir dimulai, pemerintah AS menawarkan program penduduk setempat untuk pindah ke pulau-pulau terdekat dengan janji bahwa tempat yang mereka tinggali dapat dikembalikan. Mereka setuju pindah ke Atol Rongerik dan dan kemudian Pulau Kili. Pada uji coba ini, Amerika melepas 15 megaton bom hidrogen yang kekuatannya disebut-sebut 750 kali lipat dari bom yang menghancurkan Hiroshima-Nagasaki.
Seperti dikutip dari BBC, dampak uji coba nuklir sampai ke Jepang. Sebuah kapal penangkap ikan, Lucky Dragon terkena dampaknya saat melintas di Lautan Pasifik. Beberapa nelayan terkena sindrom akut dan ada yang meninggal beberapa bulan kemudian. Peristiwa itu menginspirasi produser film Jepang Toho Company, Tomoyuki Tanaka untuk membuat film tragedi itu.
Tanaka terinspirasi film-film monster seperti King Kong (tahun 1933), dan The Beast From 20.000 Fathoms (1953). Tanaka kemudian mencampur kisah dampak bom atom dalam film yang diproduksinya itu dengan hadirnya sosok monster khas Jepang. Dibantu visual efek, Eiji Tsuburaya dan sutradara Ishiro Honda, Tanaka membangun konsep monster Gojira. Gojira merupakan kombinasi dari kata bahasa Inggris yang artinya gorila dan bahasa Jepang kujira yang artinya paus.
Pada 3 November 1954, film Godzilla pertama – masih memakai nama Gojira – dirilis di bioskop-bioskop Jepang dan berhasil mencapai box office.
Film garapan Toho Studio ini juga semakin komplet dengan lagu latar garapan komposer Akira Ifukube yang punya suasana menegangkan dan melankolis. Gojira berhasil menciptakan pengalaman yang benar-benar menawan. Kesuksesan tersebut lantas mendorong Toho untuk membuat film-film lanjutannya di mana dalam film-film tersebut, monster-monster raksasa (kaiju) yang menjadi lawan Godzilla diperkenalkan.
Beberapa diantara kaiju tersebut antara lain Anguirus, Ghidorah, Mothra, & lain-lain. Tahun 1962, Godzilla juga sempat dipertemukan dengan karakter gorila raksasa King Kong.
Hanya butuh waktu dua tahun untuk kemudian film ini dibawa ke Amerika. Banyak orang Amerika terkaget-kaget dengan karakter Godzilla. Ini adalah perkenalan pertama mereka dengan budaya Jepang.
Pada tahun 1956, film dengan judul Godzilla yang artinya Raja Monster dirilis dirilis di AS dalam bahasa Inggris. Bintang TV Raymond Burr berperan sebagai reporter yang memburu berita keganasan Godzilla.
Godzilla akhirnya masuk dalam jajaran monster film fiksi ilmiah di Hollywood dan diprediksi menjadi film masa depan. Pada ending film, Godzilla dikisahkan terbunuh oleh senjata rahasia bernama Oxygen Destroyer, yang tak hanya menghancurkan raksasa menakutkan itu, tapi juga ilmuwan si penemu senjata tersebut.
Tahun 1955, kisah Godzilla dibangkitkan lagi dalam sekuel Godzilla Raids Again. Film ini mempekenalkan seri pertama dari serangkaian panjang monster musuh Godzilla dalam bentuk dinosaurus. Pertarungan Godzilla dengan dinosaurus menjadi daya tarik dalam memacu adrenalin penonton. Sukses film ini melahirkan sekuel-sekuel baru Godzilla dengan masa dan tema yang berbeda-beda.
Kisah Godzilla menjadi menjadi semacam pahlawan aksi untuk anak-anak. Khususnya generasi tahun yang lahir di tahun 60 sampai 70. Filmnya pun terus dibuat ulang hingga menampilkan pertarungan terkini antara Godzilla kontra Kong. Keseluruhan, Godzilla terdiri dari 36 film sejak 1954 yang 32 di antaranya dibesut oleh Toho Studio dan enam lainnya dibuat oleh Studio Film Amerika, TriStar Pictures dan LegendaryPictures.
Karakter Godzilla juga hadir dalam banyak bentuk. Menjadi bagian dari episode sejumlah tayangan TV populer seperti The Simpsons dan South Park, diadaptasi pada serial komik dan video games, hingga dinyanyikan menjadi sebuah lagu seperti yang dilakukan band rock Amerika Blue Oyster Cult dengan hit “Godzilla” pada 1977.
Di tahun 1988, Hollywood membuat kembali Godzilla. Di film ini banyak perbedaan dengan Godzilla versi Jepang. Sebagai contoh, jika Godzilla versi Jepang memiliki badan tegak dengan moncong yang pendek, maka Godzilla versi AS memiliki badan membungkuk ke depan dengan moncong yang panjang.
Walaupun film Godzilla versi Hollywood merupakan film yang sukses dari segi finansial, namun perubahan sosok dan asal-muasal Godzilla dalam film tersebut memancing banjir protes dari fans Godzilla versi Jepang. Sampai-sampai mereka menjuluki karakter Godzilla versi Hollywood dengan nama GINO (Godzilla In Name Only / Godzilla Dalam Namanya Saja).
Kecaman bertubi-tubi yang menimpa film Godzilla keluaran tahun 1998 toh tidak membuat Hollywood kapok. Di tahun 2014, Hollywood membuat seri Godzilla terbaru yang karakternya benar-benar dengan model Jepang.
Godzilla aslinya adalah sejenis dinosaurus raksasa bernama Gojirasaurus yang diperkirakan sudah menghuni bumi sejak puluhan juta tahun silam. Ketika dinosaurus mengalami kepunahan massal, Gojirasaurus / Godzilla berhasil selamat dan kemudian hidup di sebuah pulau terpencil bernama Pulau Lagos dengan memakan hewan-hewan laut. Jutaan tahun berlalu, Godzilla sesekali menampakkan diri ke hadapan manusia sehingga melahirkan mitos mengenai monster laut raksasa di antara penduduk setempat.
Cerita rakyat mengenai mahluk ini tidak pernah dianggap serius oleh penduduk di era modern. Hingga pada suatu hari, sang reptil raksasa menampakkan diri dan menyerang kapal-kapal nelayan serta pemukiman di tepi pantai. Bermula dari uji coba bom nuklir yang dilakukan oleh militer AS, radiasi dari bom tersebut mengusik mahluk ini sekaligus memutasinya menjadi makhluk yang sangat perkasa.
Godzilla secara garis besar memiliki penampilan menyerupai dinosaurus karnivora raksasa yang berjalan memakai 2 kaki. Tingginya mencapai 100 m. Kepalanya berbentuk bulat dengan leher yang besar dan moncong yang agak pendek. Lengannya berukuran sedang dengan telapak tangan berjari 4. Kulitnya tebal dan berwarna gelap. Punggungnya memiliki 2 baris sirip yang masing-masing berbentuk mahkota tidak beraturan. Ekornya panjang dan terjuntai di atas permukaan tanah saat sedang tidak digerakkan.
Godzilla merupakan makhluk amfibi yang berarti bisa hidup di darat maupun di dalam air sama baiknya. Ketika berada di darat atau di perairan yang dangkal berjalan memakai kedua kakinya. Namun saat berada di lautan yang dalam, monster ini berenang memakai ekornya yang panjang dan perkasa.
Hewan ini bisa berada di dalam air selama berjam-jam. Tidak diketahui secara pasti apakah bisa bertahan begitu lama di air karena pada dasarnya sebagai mahlum amfibi, ia bisa bernapas di dalam air, atau karena bisa menghirup dan menyimpan udara dalam jumlah yang amat banyak di dalam tubuhnya.
Godzilla merupakan salah satu makhluk terkuat yang pernah ada di bumi (dalam karya-karya fiksi bertema kaiju Toho tentunya). Ukurannya yang sangat besar membuat mahluk ini bisa meninggalkan kerusakan parah ke manapun dia melangkah. Kulitnya tebal dan hampir tidak bisa ditembus oleh proyektil persenjataan manusia. Tubuhnya bersuhu dingin sehingga bakteri beracun tidak bisa bekerja dalam tubuh jika tidak menerima tambahan panas dari luar.
Ketika bertarung melawan musuh-musuhnya, Godzilla mengandalkan gigitan dan cakaran dari tangannya untuk menimbulkan kerusakan. Kakinya yang besar bisa digunakan untuk menginjak dan mengeluarkan tendangan keras. Ekornya yang panjang juga bisa digunakan sebagai cambuk.
Binatang ini bisa mengeluarkan napas atomik bercahaya layaknya naga yang bisa mengeluarkan napas api. Napas atomik tersebut memiliki daya rusak yang amat tinggi dan sanggup melelehkan benda sekeras baja dalam waktu singkat.
Bicara soal radiasi, sebagai akibat dari paparan bom nuklir, monster ini memiliki tubuh yang memancarkan radiasi. Ketika dia melangkah dan meninggalkan jejak kaki, jejaknya selalu meninggalkan pancaran radiasi yang bisa dideteksi.
Namun, radiasi yang dipancarkan monster ini dianggap tidak mematikan karena manusia dan hewan yang pernah berada di dekatnya maupun jejak kakinya tidak pernah mengalami mutasi parah. Mahluk ini juga memiliki ketertarikan akan benda-benda beradiasi tinggi (misalnya reaktor nuklir) dan memiliki kecenderungan untuk menuju reaktor nuklir terdekat setiap kali menampakkan diri supaya bisa memperkuat dirinya sendiri.