MATA INDONESIA, JAKARTA – Jika sendok dan garpu untuk membantu kita saat makan, maka saat minum kita biasa menggunakan sedotan.
Namun, tahukah kamu bagaimana sedotan plastik tercipta. Mengingat 3 Januari merupakan hari sedotan modern.
Penggunaan sedotan plastik tidak lagi sepopuler dulu. Dalam beberapa tahun ini dunia sedang berusaha mengurangi penggunaan plastik.
Dahulu sebelum penemuan sendok plastik, pada tahun 1800-an orang-orang menggunakan tangkai rumput gandum untuk minum. Sayangnya, rasa minuman tercampur dengan rasa tangkai rumput gandum sehingga membuat rasa minuman alami berubah.
Karena kelemahan dari tangkai rumput gandum, Marvin Stone yang tidak nyaman menyempurnakan dan konsep sedotan yang sudah ada dengan bahan kertas.
Ia membuatnya dengan kertas yang terikat dengan lem. Namun gagal. Kemudian, ia bereksperimen kembali dengan mengunakan kertas manila berlapis parafin, sehingga sedotannya tidak basah ketika masuk kedalam air minuman.
Saat itu, Marvin memutuskan bahwa sedotan yang ideal itu panjangnya 8,5 inci. Dengan diameter yang cukup lebar untuk mencegah hal-hal seperti masuknya sesuatu ke dalam sedotan. Lalu sedotan kertas tersebut ia patenkan pada 3 Januari 1888. Pada tahun 1890, pabrik miliknya mulai memproduksi sedotan kertas tersebut secara masal. Ia mulai mendapatkan perhatian dunia hingga produknya menyebar ke berbagai tempat di dunia.
Setelah bertahun-tahun sedotan kertas, tiba-tiba saja muncul sedotan tekuk. Penciptanya adalah Joseph B. Friedman. Terinspirasi dari anaknya yang kesulitan meminum milkshake karena menggunakan sedotan lurus yang mengharuskan dia untuk memiringkan gelas. Akhirnya Friedman mematenkan sedotan tekuknya pada tahun 1937.
Kemudian, pada tahun 1960 ini lah sedotan plastik muncul tanpa di ketahui siapa yang membuatnya. Dan kemudian menggeser popularitas sedotan kertas. Hal tersebut terjadi karena sedotan plastik dianggap lebih tahan lama dan efektif pengunaanya.
Sayangnya, sedotan plastik tidak bertahan lama. Sekitar tahun 2017 orang-orang mulai menyadari kelemahan dari sedotan plastik ini, karena hanya dapat digunakan dalam sekali pakai.
Orang-orang cenderung langsung membuangnya dan membuat sendotan plastik sebagai sampah plastik terbanyak di dunia. Oleh karena itu, inovasi baru mulai di lakukan berbagai perusahaan untuk embuat pengganti sedotan plastik.
Mulai dari sedotan yang terbuat dari bambu, sedotan logam yang dijual satu paket dengan sikat pembersihnya atapun yang terbuat dari kaca. Ada juga sedotan yang lebih unik, yaitu menggunakan bahan jagung.
Sayangnya sedotan-sedotan dengan inovasi baru itu mempunyai kelemahan. Harganya lebih mahal. Tidak seperti sedotan plastik yang sekali pakai bisa langsung buang.
Reporter : Anggita Ayu Pratiwi