Pelaku Ekraf Harus Manfaatkan Kolaborasi Marketplace dan Big Data

Baca Juga

MATA INDONESIA, BANDUNG –  Pelaku ekonomi kreatif (Ekraf), seperti usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) harus memanfaatkan kolaborasi dengan lokapasar (marketplace) dan mahadata (Big Data).

Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika (Stafsus Menkominfo), Rosarita Niken Widiastuti, mengatakan, kolaborasi tersebut untuk menunjang keberhasilan UMKM dalam memasarkan produk-produk mereka.

”Kalau usaha sendiri mungkin kurang optimal, tapi kalau kerjasama dengan marketplace, bisa memberi kesempatan produk untuk memasarkan. Dengan sharing tertentu atau bahkan tanpa ada biaya,” ujar Stafsus Menkominfo dalam acara Forum Diskusi Publik “Pengembangan UMKM Berbasis Ekonomi Kreatif di Tengah Pandemi Covid-19”  Sabtu 11 Desember 2021.

Ia menjelaskan, basis data UMKM antara lain mesin pencari seperti Google dan sebagainya. Dengan data-data di internet, pelaku UMKM bisa mengetahui tren produk. Sehingga bisa cepat terserap pasar atau mudah dipasarkan.

”Di Google data produk-produk yang paling laku, kira-kira produk kita seperti apa,” katanya. .

Selain kolaborasi ini, ekonomi kreatif itu menghasilkan produk dengan berbasis ide, sehingga harus dicari diferensiasinya dengan produk lain.

Stafsus Menkominfo mencontohkan produk kue kekinian, yakni Cruffle, yang merupakan kombinasi antara waffle dan croissant. Dengan citarasa gabungan keduanya sehingga sangat enak dan mendapat perhatian konsumen.

Selain dengan kombinasi, pelaku ekonomi kreatif juga bisa menerapkan strategi pemasaran seperti perusahaan besar, yakni dengan sistem paket dan diskon. ”Ekonomi kreatif itu tidak memiliki batasan, kalau  ada batasan yakni ide kreatif itu sendiri. Evaluasi produk kita, kalau stagnan, harus cari solusi lain,” kata dia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini