Pangeran Edward Disebut ‘kasar’ Karena Tidak Mau Berjabat Tangan Dengan Masyarakat

Baca Juga

MATA INDONESIA, LONDON – Penggemar kerajaan Inggris menyebut Pangeran Edward dengan sebutan ‘kasar’ setelah tidak mau berjabat tangan dengan publik.

Edward dan istrinya, Sophie mengejutkan ratusan pelayat yang berkumpul di luar gerbang Istana Buckingham pada 17 September 2022 sore. Ia berjalan kaki tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Hanya beberapa jam setelah sebelumnya mereka memberi penghormatan kepada mendiang Ratu.

Pasangan itu disambut dengan sorak sorai saat mereka berjalan melewati kerumunan dengan Sophie yang berhenti untuk berjabat tangan dengan puluhan simpatisan dan mengumpulkan seikat bunga dan boneka mainan.

Putra kesayangan ratu berhenti untuk berbicara dengan pelayat dan terdengar bertanya kepada orang-orang darimana mereka berasal. Namun, ia tampak enggan untuk berjabat tangan dengan para simpatisan.

Beberapa dari mereka membagikan momen tersebut dan mengecap Edward sebagai pangeran yang kasar.

Melalui Twitter, salah satu orang berkata “Saya pikir itu sangat kasar bahwa Pangeran Edward tidak akan menjabat tangan siapapun! Apakah dia khawatir jika dia berjabat tangan dengan orang biasa, dia akan mendapatkan penyakit yang mengerikan? Sangat kasar! “

Yang lain menambahkan “Mengapa Edward tidak berjabat tangan?,” dilansir dari Daily Star.

Namun, Edward terdengar menjelaskan bahwa dia berusaha untuk tidak berjabat tangan dengan anggota masyarakat agar dia tidak ketinggalan.

Beberapa orang memuji keputusan Edward untuk tidak berjabat tangan karena beberapa orang pun tidak henti mengarahkan ponsel mereka ke arah Pangeran Edward saat pangeran berbicara kepada mereka.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini