Makna Kenaikan Isa Almasih 2021 di Tengah Perayaan Idul Fitri 1442 H

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Dua hari besar keagamaan yaitu hari raya Idul Fitri 1442 H dan Kenaikan Isa Almasih tahun 2021 jatuh secara bersamaan yaitu pada 13 Mei 2021. Tentu, hal ini memiliki makna khusus bagi pemeluknya masing-masing.

Peringatannya yang terjadi secara bersamaan merupakan momen istimewa karena jarang terjadi di Indonesia. Momen ini bisa menjadi sebuah tolak ukur untuk terus mempererat toleransi antar umat beragama di Indonesia.

Jika kenaikan Yesus Kristus diperingati pada 39 hari setelah Minggu Paskah, 40 hari setelah Sabtu Paskah, atau 41 hari setelah Jumat Agung. Maka pada tahun 2021 Masehi ini hari Paskah jatuh pada Minggu 4 April 2021. 39 hari setelahnya yaitu tanggal 13 Mei 2021 merupakan hari Kenaikan Isa Almasih yang ternyata bersamaan dengan hari raya Idul Fitri bagi umat Muslim yang telah ditetapkan dalam Sidang Isbat oleh Kementerian Agama RI.

Bagi umat Nasrani, kenaikan Isa Almasih atau Yesus Kristus adalah salah satu dari empat peristiwa penting. Hari kenaikan Isa Almasih dimaknai dan dipercayai sebagai momen Yesus Kristus naik ke surga dan disaksikan oleh murid-murid-Nya.

Terdapat dua pesan yang bisa diambil dari momen Kenaikan Yesus Kristus ke surga. Pertama, yaitu kenaikan-Nya menguatkan iman umat Kristiani agar tidak takut. Yesus akan selalu menyertai umat Kristiani yang beriman.

Sementara yang kedua adalah Kristus selalu ada di tengah umat-Nya meski di tengah kehidupan yang penuh dengan penderitaan dan tantangan. Namun, yang tidak kalah penting adalah hari Kenaikan Isa Almasih mengingatkan manusia supaya tidak hanya mementingkan kehidupan duniawi saja, melainkan tetap memperhatikan kehidupan spiritual.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini