Konflik Rusia-AS Berdampak Pada Stasiun Luar Angkasa Internasional

Baca Juga

MATA INDONESIA, FLORIDA  – ISS atau Stasiun Luar Angkasa Internasional merupakan proyek yang yang melibatkan lima badan antariksa, yakni NASA (Amerika), Roscosmos (Rusia), JAXA (Jepang), CSA (Kanada), dan ESA (Uni Eropa).

ISS sudah mengorbit sejak tahun 1998 dan dengan awak pesawat secara bergantian sejak tahun 2000. Melalui ISS, lebih dari 3000 penelitian berlangsung di sana.

ISS hanya memiliki izin operasional hingga 2024 mendatang. Namun rencananya akan terus berjalan hingga tahun 2030 melalui pernyataan Presiden AS Joe Biden. Perpanjangan masa operasional ini memerlukan izin dan dukungan dari para mitra internasional yang terlibat, termasuk Rusia. Namun, hubungan yang sedang kurang baik antara AS dan Rusia menjadi salah satu faktor yang menghambat perizinan tersebut.

AS bersama dengan NATO mengancam akan menjatuhkan lebih banyak sanksi terhadap Rusia jika mereka menginvasi Ukraina. Sanksi-sanksi inilah membuat Rusia merasa akan merugikan industri ruang angkasa negara. Bahkan, Rusia dapat mengakhiri partisipasinya dalam program ISS jika sanksi tersebut tidak dicabut.

Kabin di stasiun ruang angkasa ISS
Kabin di stasiun ruang angkasa ISS

Walaupun dalam salah satu wawancara dengan kantor berita Rusia Interfax pada Desember 2021 lalu, Dmitry Rogozin, kepala program luar angkasa Rusia menunjukan ketersediaannya untuk bekerja sama dengan NASA setelah 2024.

Perpanjangan masa operasional ISS ini sebenarnya memiliki tujuan di baliknya. Melalui sisa waktu operasional ISS, NASA akan mempelajari mengenai hal-hal yang lebih menguntungkan kedepannya, seperti menganalisis anggaran ISS setiap tahunnya. Sehingga, anggaran untuk stasiun baru pengganti ISS akan lebih hemat.

Rencananya, ISS akan pensiun setelah tahun 2030 karena NASA melaporkan bahwa ISS akan jatuh ke Bumi pada tahun berikutnya. Rusia sudah memberi peringatan bahwa ISS ini akan jatuh. Mereka meyakini kalau ISS tidak akan mampu berfungsi setelah tahun 2030 karena kelelahan struktural. Selain itu, Rusia juga mengatakan peralatan yang usang dapat menyebabkan kegagalan. Perbaikan yang ada tak bisa lagi berlanjut.

NASA mengatakan kalau ISS akan jatuh ke bagian laut yang disebut Point Nemo. Lokasi ini merupakan lokasi yang memang sudah menjadi tempat jatuhnya puing-puing ruang angkasa. Sehingga Point Nemo ini dijuluki juga sebagai “Kuburan Pesawat Ruang Angkasa”. Banyak satelit tua yang pernah jatuh di sana, salah satu contohnya adalah Stasiun Ruang Angkasa Rusia Mir pada tahun 2001.

Rencana memensiunkan ISS juga menandai transisi ke sektor komersial untuk kegiatan di orbit rendah. Phil McAlister, Direktur Divisi Penerbangan Ruang Angkasa Komersial di Kantor Pusat NASA mengatakan dengan bantuan NASA, sektor swasta secara teknis dan finansial mampu mengembangkan dan mengoperasikan destinasi komersial di orbit rendah bumi.

Sehingga pada tahun 2020, NASA sudah memberikan kontrak ke perusahaan Axiom Space untuk membangun setidaknya satu modul layak huni untuk terlampir ke ISS. Tidak hanya itu, agensi ini juga telah mendanai tiga perusahaan untuk mengembangkan desain untuk stasiun ruang angkasa dan destinasi komersial lainnya di orbit.

Pengalihan kegiatan ke orbit rendah juga memiliki tujuan lain. Di mana menurut NASA, hal tersebut akan menghemat USD 1,3 Miliar atau setara dengan Rp 18,6 Triliun. NASA juga mengatakan kalau uang tersebut dapat beralih untuk penjelajahan antariksa yang lebih luas.

Penghematan itu bisa terjadi karena NASA tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pemeliharaan. Selain itu, stasiun baru yang pembuatannya oleh sektor swasta ini juga lebih baru dan memiliki suku cadang yang lebih sedikit.

NASA berharap, proyek ini dapat beroperasi setidaknya sebagian sebelum ISS pensiun. Tujuan mereka adalah untuk menciptakan ekonomi komersial yang kuat.

Reporter: Desmonth Redemptus Flores So

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Upaya Presiden Jokowi Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja Melalui Pengesahan UU Cipta Kerja

Oleh: Teguh Ahmad Insani )* Undang-Undang (UU) Cipta Kerja, yang disahkan pada tahun 2020, merupakan salah satu langkah strategis pemerintahan...
- Advertisement -

Baca berita yang ini