MATA INDONESIA, LONDON – Siapa yang tak kenal Coca-Cola sebuah produk minuman bersoda yang mendunia. Kata ‘coca’ pada Coca-Cola mengacu pada ekstrak daun coca (koka) yang dicampur dengan sirup gula.
Namun dalam pembuatannya tak hanya daun coca yang digunakan si penemu minuman ini, Jhon Pemberton, tapi juga sebuah kacang yang dapat menjadi bahan pengganti namun juga ampuh dan memiliki cita rasa yang dapat berpadu yaitu kacang Kola
Kacang kola sudah lama terkenal di Afrika Barat dan lebih dari ratusan tahun yang lalu dibawa ke Eropa dan Amerika Serikat, Dalam bentuknya sendiri panjangnya sekitar lima cm dan berwarna hijau. Di dalam tempurungnya ada bonggol-bonggol daging kacang yang seperti chestnut tapi berwarna kemerah-merahan atau putih.
Jika penasaran, kalian dapat membuka cangkangnya dan gigitlah sedikit kacang Kola, Karena rasanya yang dominan pahit namun ada cita rasa kafein didalamnya.
Di habitat aslinya yaitu Afrika Barat, kacang ini lebih sering dikonsumsi dengan cara mengunyahnya karena orang-orang disana percaya bahwa dengan cara tersebut dapat membantu stimulasi tubuh, Itu karena kacang tersebut mengandung kafein dan theobromine, zat-zat yang juga secara alami ada di teh, kopi, dan cokelat. Kacang kola juga mengandung gula dan kolanin yang disebut sebagai stimulan jantung.
Pada akhir abad ke-19, kacang kola dikirim lewat kapal sebanyak berton-ton ke Eropa dan Amerika Serikat. Banyak yang digunakan untuk obat-obatan tonik seperti Burroughs Wellcome dan tablet Co’s “Forced March”, yang diperuntukkan sebagai stimulan energi.
Saat John Pemberton menciptakan minuman soda tersebut akhirnya jadi sebuah tren baru, saat itulah minuman soda dengan ekstrak kola yang juga dikenal dengan nama ‘colas’ menyebar luas.
Hingga akhirnya produk Coca-Cola terjual ke selurun dunia. Bahkan kini sekitar 1,9 miliar Coca-Cola dibeli setiap harinya. Produk itu semakin populer sejak dikemas menggunakan botol. Lalu ada masa ketika perusahaan Cola mencoba membuat invoasi baru dengan mempermanis minuman soda tersebut. Tak disangka hal ini malah menjadi malapetaka. Warga lebih suka Cola dengan cita rasa yang asli. Maka Coca-Cola Classic masuk kembali ke rak-rak toko hanya tiga bulan setelah New Coke dipasarkan.
Namun sayangnya resep Coca-Cola saat ini tak lagi menggunakan Kacang kola, Tapi mengandalkan bahan imitasi untuk mendapatkan rasa yang sama.
Reporter : Ananda Nuraini