Hutan Perawan, Salah Satunya Berpenghuni Suku Kanibal

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Hutan berperan penting sebagai paru-paru dunia. Berkat hutan, karbon monoksida (Co2) bisa terserap dan diolah menjadi oksigen. Penebangan hutan tarutama hutan perawan yang selalu ada dari tahun ke tahun salah satu dampak hutan sudah tercampur kaki tangan manusia.

Walaupun sebagian hutan di dunia sudah terjajah kaki tangan manusia, ada beberapa hutan perawan di dunia yang belum terjamah oleh manusia. Berikut hutan-hutan yang masih perawan.

Hutan Hujan Amazon

Dialiri oleh sungai yang berliuk-liuk seperti ular, hutan hujan amazon hingga sekarang belum ada yang bisa menjamahnya. Bagaimana tidak, hutan yang terkenal dengan berbagai satwa liar dan langka ini mempunyai ancaman tersendiri bagi siapapun yang menjamah.

Hutan terbesar ini berada di 9 negara di Amerika Serikat, seperti Brazil, Peru, Kolombia, Guyana, Venezuela, Ekuador, Bolivia, Guyana Prancis, dan Suriname.

Hutan Papua

Disebut, manusia tidak bisa tinggal di dalam hutan ini karena hutan yang dominan berwarna hijau ini ditumbuhi banyak lumut. Jangankan manusia lain, masyarakat Desa Ugimba di Papua saja belum ada yang pernah menjamah hutan tersebut.

Di dalam hutan ini terdapat Pegunungan Jayawijaya yang memiliki puncak bernama Cartensz Top yang ketinggiannya hampir sama dengan puncak Pegunungan Himalaya dan puncak Pegunungan Andes.

Bahkan, saking belum terjamahnya dari manusia, di dalam hutan yang belokasi di lereng utara Gunung Jayawijaya itu ada suku kanibal yang rumornya telah memakan Michael Rockefeller, anak dari Gubernur negara bagian New York serta Wakil Presiden Amerika Serikat, Nelson Rockefeller.

Hutan Perawan Bwindi

Arti nama “Bwindi” sendiri menurut bahasa Runyakitara ialah “sukar ditembus”. Jelas saja, hutan yang dijaga dengan kayu pohon hutan besar, tumbuhan paku, dan tanaman merambat jadi penghalau manusia bila memasuki wilayah hutan.

Terletak di Uganda, Afrika Timur, hutan ini memiliki keberagaman hayati seperti gorilla gunung yang hanya setengah populasinya dan dinyatakan hewan yang harus dilindungi.

Hutan Prayon

Kepala Desa Prayon Barniah di Kalimantan Timur, Indonesia menuturkan hutan di belakang rumahnya sudah dijaga selama tiga periode menjabat sebagai kepala desa. Hutan Prayon termasuk hutan yang belum terjamah manusia. Barniah berniat menjaga dan melestarikan hutan Prayon sebagai upaya penurunan emisi gas rumah kaca di Indonesia.

Reporter : Rama Kresna Pryawan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

A2RTU Gelar Expo Sistem Refrigerasi dan Tata Udara Pendukung Ketahanan Pangan dan Net Zero Emission

Mata Indonesia, Yogyakarta - Ketahanan pangan menjadi isu yang masif didengungkan oleh pemerintah. Terlebih, saat ini Indonesia bersiap menyongsong Indonesia Emas 2045. Di sisi lain, dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan Ketahanan Pangan (BKP) yang kini diubah menjadi Badan Pangan Nasional (Bapanas) Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) Tahun 2020-2024 menyebut bahwa pembangunan pangan di Indonesia masih menghadapi masalah. Utamanya, terkait dengan penyediaan (supply) pangan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini