Hanya 3 Hari Menyelesaikan Kisah Dr Jekyll dan Tuan Hyde

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Berbicara mengenai kisah kepribadian ganda, tentunya akan langsung mengingat kisah Sybil. Karena Sybil merupakan wanita pertama yang menderita penyakit kepribadian ganda.

Tapi, tahukah kamu, bahwa buku pertama yang mengangkat kisah kepribadian ganda adalah buku yang berjudul The Strange Case of Dr Jekyll & Mr. Hyde, yang merupakan novel karya Robert Louis Stevenson (RLS), penulis asal Skotlandia.

Robert Louis Stevenson
Robert Louis Stevenson

Novel ini pertama kali diterbitkan pada 5 Januari 1886. Dalam aksen Skotlandia, pengucapan asli Jekyll adalah “Jikal”. Dengan tebal 128 halaman (versi terjemahan), novel ini menggunakan narasi-narasi panjang di tiap paragrafnya.

Fakta yang sangat menarik dari novel ini adalah, pengerjaannya hanya memakan waktu tiga hari, tetapi menjadi salah satu mahakarya yang luar biasa sukses. Dalam rentang waktu 126 tahun terakhir, mahakarya RLS diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan diadaptasi menjadi bentuk drama, teater, dan film.

Setidaknya, dalam kurun periode 1908-2010, telah diproduksi lebih dari 40 judul film, baik yang diadaptasi secara utuh, sebagian (memodifikasi nama tokoh, tempat, dan sebagainya), maupun film baru yang sebenarnya pengembangan atau turunan dari novel tersebut.

Salah satunya adalah Lee Choong-ho, komikus asal Korea Selatan yang juga mengembangkan kisah Dr. Jekyll dan Mr. Hyde dalam serial webtoon dengan judul Dr. Jekyll is Mr. Hyde. Karya Choong-ho pun dijadikan K-Drama pada 2015.

Pada awalnya, RLS menerbitkan buku ini dengan judul Strange Case of Dr Jekyll and Mr Hyde (tanpa “The”) karena alasan yang tidak diketahui. Kemudian penerbit menambahkan “The” untuk membuat tata bahasa yang benar, tapi itu bukan maksud asli penulis.

Novel The Strange Case of Dr. Jekyll & Mr. Hyde di Indonesia, umumnya dikenal dengan judul Kasus Aneh Dr Jekyll dan Tuan Hyde atau hanya Dr Jekyll dan Tuan Hyde.

Novel bergenre misteri-psikologi yang berlatar di London ini, mengangkat isu dualitas manusia—dalam dunia psikologi kasus ini dikatakan pada gangguan kepribadian ganda.

Dr. Jekyll yang dikenal sebagai orang yang cemerlang, dermawan dan terpandang. Dalam usaha mencari jati dirinya, Dr. Jekyll melakukan sebuah percobaan ilmiah. Ia ingin memisahkan sisi ‘baik’ dan ‘jahat’ dari dirinya.

Dia pun berhasil memisahkan sisi baik dan sisi buruk dirinya. Maka, terciptalah ‘Mr. Hyde’ yang digambarkan sangat jahat dan menyeramkan. Namun, ketika sisi jahat itu mulai menguasainya, Dr. Jekyll menyadari bahwa dia tak mungkin terus menjalani kehidupan gandanya.

Dalam novel ini, tak ada penggambaran yang baik tentang sosok Hyde. Ia adalah seorang penyiksa dan pembunuh yang sangat kejam. Bahkan dengan memandangnya saja, orang langsung merasa benci. Semua berbau kejahatan dan kengerian. Secara fisik, Hyde digambarkan bertubuh kerdil dengan badan yang dipenuhi bulu.

Sementara Dr. Jekyll digambarkan sangat berbeda dengan Mr. Hyde. Dr. Jekyll adalah lelaki berumur lima puluhan dengan perawakan besar, gagah, dan berwajah halus. Ia cakap dan ramah, disenangi dan dihormati oleh orang-orang, serta dermawan.

Kasus aneh Dokter Jekyll dan Tuan Hyde bermula dari terusiknya seorang pengacara asal London bernama Gabriel John Utterson dengan surat wasiat yang pernah ditulis oleh seorang dokter yang juga sahabatnya, Henry Jekyll. Surat wasiat itu berbunyi:

“Dalam hal meninggalnya Henry Jekyll, maka semua harta miliknya akan diwariskan kepada ‘teman dan pelindungnya Edward Hyde’; dalam hal apabila Dr. Jekyll menghilang atau tidak bisa dijelaskan ketidakberadaannya selama jangka waktu apa pun yang melebihi tiga bulan kalender, maka Edward Hyde akan mengambil alih posisi Henry Jekyll tanpa penundaan lebih lanjut, dan dibebaskan dari segala beban dan kewajiban, dengan pengecualian sejumlah kecil uang kepada para pembantu yang bekerja di rumah dokter tersebut.”

Mr Utterson pun teringat akan sebuah kisah aneh yang diceritakan oleh seorang rekannya, yang bernama Mr. Enfield, pada beberapa hari sebelumnya. Mr. Enfield bercerita tentang seorang laki-laki yang memiliki perawakan kecil, menabrak seorang anak perempuan dan kemudian ia menginjak-injak tubuh si anak perempuan itu dan berjalan pergi dengan tenang, tanpa nampak sedikitpun rasa bersalah pada dirinya. Laki-laki itu membiarkan si anak perempuan menjerit-jerit di tanah.

Kemudian, diketahui bahwa lelaki kecil itulah Mr. Hyde. Hyde, selain digambarkan memiliki perawakan kecil juga mengesankan bahwa dirinya mempunyai suatu kecacatan yang tak dapat dijelaskan.

Perlahan, ia kembali menyelidiki sosok Mr. Hyde yang tidak pernah ia temui, karema namanya menjadi satu-satunya penerima warisan sahabatnya yang kaya raya.

Belum selesai mengungkap siapa sebenarnya Mr. Hyde, Mr. Utterson dihadapkan kembali pada sebuah peristiwa yang menghebohkan kota London saat itu. Seorang yang terpandang dimasyarakat bernama Sir Danvers Carew, tewas terbunuh. Menurut keterangan dari beberapa saksi, Mr. Hyde lah pelaku pembunuhan tersebut.

Waktu berlalu, tapi Mr. Hyde masih belum ditemukan. Pada saat-saat itu pula, Mr. Utterson menyadari adanya perubahan yang terjadi pada diri Dr. Jekyll. Sang dokter yang ramah itu kini menjadi pribadi yang sangat tertutup. Bahkan, ia sudah tidak mau menerima tamu ataupun kunjungan dari sahabat-sahabatnya.

Tidak hanya itu, Dr. Jekyll bahkan tidak pernah lagi keluar dari kamarnya. Untuk urusan makan pun, pelayannya diharuskan menyimpan nampan makanan di ujung tangga lantai atas, yang bahkan agak jauh dari pintu kamarnya ataupun ruang kerjanya. Hingga tiba pada waktu tertentu, pelayannya mengambil nampan sudah dalam keadaan kosong.

Bersama Poole, pelayan kepercayaan Dr. Jekyll, Mr. Utterson menduga, bahwa sang dokter tengah dalam keadaan sakit. Lalu Mr. Utterson mengutarakan pendapatnya tersebut kepada sahabat terdekat sang dokter, Dr. Lanyon.

Namun, Mr. Utterson kemudian dikejutkan dengan sikap Dr. Lanyon yang mengatakan, bahwa ia tidak mau melihat atau mendengar apa-apa lagi mengenai Dr. Jekyll. Sebelum Mr. Utterson berhasil mendapatkan alasan yang jelas mengapa Dr. Lanyon bersikap demikian, Dr. Lanyon meninggal dunia beberapa waktu kemudian.

Pada suatu malam, Poole mengunjungi Mr. Utterson dan memintanya untuk ikut saat itu ke rumah Dr. Jekyll. Mr. Utterson pun menurutinya. Sesampainya di kediaman sang dokter, dan melakukan beberapa penyelidikan, dengan sangat yakin, Mr. Utterson menduga bahwa sang dokter telah dibunuh, dan Poole beserta pelayan lainnya merasa sangat yakin juga bahwa pembunuhnya masih berada di ruang kerjanya.

Siapakah pembunuhnya? Tak lain tak bukan adalah Mr. Hyde. Yang ternyata, pada suatu waktu sebelumnya, Dr. Jekyll pernah memberitahu para pelayannya untuk membiarkan Hyde berkeliaran dan melakukan berbagai aktivitas yang diinginkannya dirumah itu, termasuk akses penuh atas ruang kerja dan kamar pribadinya.

Hingga akhirnya, apa yang Mr. Utterson temukan, bukan hanya keterkejutan, tetapi juga kengerian. Ia mendapati sahabatnya bersikap tidak biasa. Pengacara itu juga bertemu dengan Mr. Hyde yang selanjutnya terlibat dalam kasus pembunuhan yang keji.

Saat Mr. Utterson pertama kali bertemu Mr. Hyde, dalam pikirannya langsung terbesit, bahwa lelaki kerdil itu adalah titisan setan.

“Oh, temanku Henry Jekyll yang malang, apabila aku pernah melihat tanda tangan Setan di wajah seseorang, itu adalah di wajah teman barumu!” (Halaman 29).

Belum selesai, setelah kasus mengerikan itu, tiba-tiba saja sosok Mr. Hyde menghilang seperti ditelan bumi.

Lalu, apa sebenarnya yang terjadi dengan Dr. Jekyll dan Mr. Hyde? Yuk, kita baca bukunya. Kamu bisa dapatkan novel ini versi e-book melalui Project Gutenberg.

Melalui novel ini, RLS berhasil menggambarkan, bahwa dalam setiap diri manusia ada Jekyll dan Hyde di dalamnya; sisi baik dan jahat. Tinggal bagaimana mengendalikan keduanya.

Hal menarik lainnya adalah alasan sebenarnya Dr. Jekyll melakukan percobaan berbahaya tersebut.

Pada zaman itu—disebutkan latar belakang kisah ini adalah pada Era Victorian—orang-orang seperti Dr. Jekyll dianggap terpandang, sangat dikagumi dan dihormati.

Itu membuatnya harus selalu terlihat ‘sempurna’ di depan orang-orang. Namun, apabila memiliki sedikit cacat pada perilakunya, maka hal itu akan sangat berpengaruh pada reputasinya.

Secara tidak langsung, Dr. Jekyll merasa dituntut untuk memiliki moral dan kepribadian yang baik tanpa cacat. Mungkin hal itulah yang mendasari Dr. Jekyll untuk ‘mengeluarkan’ Hyde.

Atas dasar ingin melakukan sesuatu yang bebas tanpa sorotan, tanpa tahu bahwa yang sedang ‘bersenang-senang’ adalah dirinya, ia pun melakukan percobaan yang berbahaya tersebut. Sayangnya, apa yang ia lakukan ternyata berdampak sangat buruk bagi dirinya dan orang lain.

Reporter: Indah Utami

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Di Era Pemerintahan Presiden Prabowo, Korban Judol Diberikan Perawatan Intensif di RSCM

Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat mengumumankan adanya inisiatif baru dalam upaya menangani dampak sosial dan psikologis...
- Advertisement -

Baca berita yang ini