Budidaya Lobster Air Tawar Karawang Jadi Studi Mahasiswa Politeknik Kelautan dan Perikanan di Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, KARAWANG-Pengembangan budidaya lobster air tawar di Karawang ternyata menjadi studi bagi taruna-taruni Politeknik Kelautan dan Perikanan (PKP) di Indonesia.

Pemilik budidaya lobster air tawar Lataz Farm Aulia Azfar Mucharamsyah mengatakan ada empat taruna-taruni yang studi di pengelolaan lobster air tawarnya.

“Hari ini ada 4 taruna-taruni dari PKP Kabupaten Pangandaran yang melakukan studi terkait budidaya lobster air tawar di saya,” kata Apang sapaan akrabnya saat menerima kedatangan para taruna-taruni di Kesekretariatan KNPI Karawang pada Selasa (12/9/2023).

Sebelumnya para taruna-taruni PKP Maluku juga pernah melakukan studi terkait lobster air tawar di Lataz Farm selama 6 bulan.

“Setahun lalu juga, ada 6 taruna-taruni yang melakukan studi untuk pengembangan budidaya lobster tawar,” ujarnya.

Lataz Farm sendiri diakuinya, memulai budidaya lobster air tawar pada tahun 2020. Kemudian berkembang dan mampu menghasilkan pendapatan jutaan rupiah perbulan.

“Kalau Lataz Farm sendiri itu berdiri tahun 2020, dan secara otodidak saya mengembangkan budidaya lobster air tawarnya hingga mampu menjual 10 ribu bibit per bulan,” beber pemuda lulusan ilmu pemerintahan ini.

Tempat budi daya ini berada di lahan seluas 1.000 meter persegi. Ada 19 kolam dengan ukuran 3×3 meter di lahan tersebut. Apang mematok harga Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu per kilogram lobster air tawar.

“Alhamdulillah dari Lataz Farm ini bisa memberikan pengembangan terkait edukasi bagi masyarakat dan juga para mahasiswa,” terangnya.

Sementara itu, salah satu Taruni PKP Pangandaran Iis mengatakan minat studi lobster air tawar diakuinya karena minim pengembangannya.

“Pengajuan proposal penelitian lobster air tawar ini muncul karena minim dalam studi pengembangannya, karena selama ini masyarakat lebih mengenal lobster laut,” ucapnya.

Selain itu, lobster air tawar menjadi alternatif sumber daya pangan yang ekonomis.

“Apalagi soal harga lobster laut itu lumayan tinggi, dan lobster air tawar ini lebih terjangkau meski tidak sebesar lobster air laut,” bebernya.Adapun studi keempat taruna-taruni ini terkait pembibitan, pengelolaan, kualitas air dalam budidaya lobster air tawar.”Kami berharap hasil studi nanti bisa bermanfaat dan mampu melahirkan temuan atau inovasi dalam pengembangan budidaya lobster air tawarnya,” tandasnya.

Laporan: Yuda Febrian Silitonga

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini