Benarkah Buah Jatuh Tidak Jauh dari Pohonnya? Berikut Keturunan Albert Einstein

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA– Sebelum terkenal sebagai ahli fisika dan peneliti atas kecerdasannya, Albert Einstein pernah mengalami keterlambatan bicara. Ia juga penyendiri.

Hingga Einstein tumbuh dengan kecerdasan di atas rata-rata. Namun, apakah keturunannya memiliki kecerdasan yang serupa atau mengikuti jejak Einstein sebagai peneliti?

Sebelum menemukan persamaan populer E= MC2  pada tahun 1905, di 6 Januari 1903 Einstein menikahi Mileva Maric. Dari pernikahannya, terlahir tiga anak. Satu putri dan dua putra.

Lieserl merupakan putri Einstein. Namun usianya tak panjang. Ia meninggal saat semasa bayi. Tidak banyak yang tahu penyebab kenapa anak pertama Einstein ini meninggal.

Dua putra Einstein bernama Edward Einstein dan Hans Albert Einstein. Edward Einstein merupakan seorang mahasiswa kedokteran yang menjanjikan. Namun, Edward harus mengalami penderitaan akibat gangguan masalah kesehatan. Edward menderita Skizofrenia.

Dilansir dari alodokter.com, Skizofrenia merupakan gangguan mental yang terjadi dalam kurun waktu jangka panjang. Penderitanya akan mengalami halusinasi, delusi atau waham, kekacauan berpikir, dan perubahan perilaku.

Putra Einstein yang menderita ini mengalami gejala psikosis dengan kondisi sulitnya membedakan kenyataan dengan pikirannya sendiri. Edward mendapatkan perawatan di rumah sakit jiwa, Metode perawatan primitif yang dijalaninya itu sangat memengaruhi kemampuan kognitifnya, namun sudah tidak bisa memengaruhi kecerdasan intelektualnya.

Kecerdasan Intelektual atau Intelligence Quotient (IQ) bisa saja sangat diwariskan dan sebagian besar didorong oleh gen (menurut sebagian besar perkiraan dari 50 persen menjadi 70 persen, bahkan hingga mencapai 90 persen).

Namun, ada beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan dalam warisan kecerdasan intelektual ini. Termasuk keturunan Albert Einstein. Anak-anaknya Einstein juga memiliki Ibu. Dengan begitu, bisa saja anak-anaknya itu mewarisi IQ dari ibunya.

Hal lainnya, terdapat “Konsep Regresi menuju rata-rata”. Konsep tersebut mengungkapkan bahwa jika kedua orang tua memiliki IQ luar biasa dalam hal tertentu, keturunannya bisa saja diwarisi IQ itu.

Kenyataannya, banyak juga orang tua yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi. Namun keturunannya tidak ada yang sama sekali mengikuti jejaknya. Serta tidak cukup pintar tetapi tidak secerdas orangtuanya.

Hans Albert Einstein, anak ketiga Einstein merupakan anak yang tumbuh menjadi ilmuwan yang cukup memiliki kecerdasan intelektual tinggi dari anak-anak Einstein lainnya. Hans Albert tumbuh besar menjadi seorang professor teknik hidrolik di UC Berkeley.

Minatnya fokus pada hidrodinamika. Berdasarkan pada transportasi sedimen dalam aliran air. Hans Albert juga merupakan pakar transportasi sedimen yang terkemuka di dunia.

Meski tidak memiliki kecerdasan yang sebanding dengan ayahnya, tetapi Hans Albert  memiliki kehidupan yang normal. Hans Albert memilih studi teknik dan terus mendorongnya mencapai kemajuan. Ia menorehkan prestasi karena terinspirasi dari saudaranya yaitu Edward.

Hans Albert pernah mendapatkan penghargaan American Society of Civil Engineers berkat upaya Hans Albert yang meliputi kecerdasan intelektualnya. Sejak 1988, ia banyak mendapatkan penghargaan.

Penulis : Irania Zulia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini